Hasil Investasi Jadi Penopang Utama di Tengah Ketimpangan Dana Pensiun

KaltimExpose.com –Di tengah pertumbuhan liabilitas manfaat pensiun yang lebih cepat dibanding pertumbuhan iuran peserta, hasil investasi muncul sebagai penopang utama dana kelolaan dana pensiun. Kondisi ini menjadi sorotan dalam lima bulan pertama tahun 2025, di mana ketimpangan mulai terlihat jelas.
Pengamat industri dana pensiun, Bambang Sri Muljadi, mengungkapkan bahwa meski terjadi perlambatan iuran dan tekanan dari sisi liabilitas, kinerja hasil investasi tetap menunjukkan ketahanan. “Hasil investasi dana pensiun sukarela cukup konsisten atau tidak fluktuatif, dan penataan portofolionya masih sesuai dengan kebutuhan likuiditas baik jangka pendek, menengah, maupun panjang,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (29/7/2025).
Namun, tidak semua jenis dana pensiun menunjukkan performa yang seragam. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Mei 2025, terdapat variasi signifikan pada pendapatan investasi dari berbagai skema dana pensiun.
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) mencatat penurunan pendapatan investasi sebesar 8,4% (YoY) menjadi Rp5,38 triliun.
DPPK Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) juga mengalami kontraksi lebih dalam, yaitu 12,35% (YoY) menjadi Rp1,36 triliun.
Sebaliknya, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) justru mengalami pertumbuhan 4,7% (YoY) pada pendapatan investasinya, menjadi Rp3,81 triliun.
Secara keseluruhan, iuran dana pensiun sukarela per Mei 2025 hanya tumbuh 1,92% (YoY) menjadi Rp15,16 triliun, melambat dibandingkan pertumbuhan April 2025 yang mencapai 6,65% (YoY). Sementara itu, liabilitas manfaat pensiun terus meningkat, tumbuh 4,64% (YoY) menjadi Rp393,52 triliun.
Bambang menilai kondisi ini menunjukkan rendahnya partisipasi pekerja dalam program dana pensiun. “Minat pekerja untuk menjadi peserta dana pensiun masih sangat rendah. Selain itu, banyak pekerja yang terkena PHK mulai mencairkan manfaat pensiun mereka,” jelasnya.
Menurutnya, jika kondisi ini dibiarkan tanpa solusi konkret, maka dana pensiun akan terus menyusut. Ia menyarankan edukasi tentang pentingnya dana pensiun harus digalakkan, disertai peningkatan pendapatan agar masyarakat dapat menyisihkan dana untuk iuran pensiun secara sukarela.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi DPLK, Tondy Suradiredja, menekankan pentingnya pengelolaan investasi secara disiplin sebagai kunci untuk menjaga keberlanjutan pembayaran manfaat pensiun. “Pengelolaan investasi yang disiplin dengan evaluasi berkala oleh Komite Investasi dapat meningkatkan ROI, yang pada April 2025 mencapai 2,03%, untuk mendukung ketahanan dana,” ujarnya.
Tondy menambahkan bahwa strategi investasi juga harus sejalan dengan liabilitas jangka panjang. Diversifikasi portofolio menjadi langkah penting, salah satunya dengan mengalokasikan dana ke instrumen investasi alternatif seperti reksa dana ETF berbasis emas. Langkah ini dinilai mampu memberikan imbal hasil lebih stabil dan mengurangi risiko fluktuasi pasar.
Tak hanya itu, manajemen risiko juga tak kalah penting. Penerapan strategi risiko yang tepat akan meminimalkan ketidaksesuaian antara asumsi aktuaria dan hasil realisasi investasi.
Tondy juga menekankan pentingnya penguatan tata kelola dana pensiun. Transparansi dan pelaporan berkala harus dijalankan secara konsisten, disertai penerapan prinsip kehati-hatian dalam alokasi dana investasi. Tujuannya jelas: memastikan keberlanjutan pembayaran manfaat pensiun.
“Diperlukan pula pemantauan ketat terhadap asset-liability matching. Artinya, kesesuaian antara aset dan liabilitas harus dijaga melalui strategi investasi yang mencerminkan profil risiko dan jangka waktu kewajiban pensiun,” tegasnya.
Artikel ini telah tayang di bisnis.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.