Pemkab Kutim Siapkan Kajian Pembentukan Kampung Adat Basap di Kaliorang
KaltimExpose.com, Sangatta –Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berencana membentuk Kampung Adat Orang Darat Basap di Kecamatan Kaliorang sebagai langkah konkret melestarikan budaya sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat. Bupati Kutim, H Ardiansyah Sulaiman, menegaskan rencana tersebut lahir dari aspirasi langsung warga Suku Darat Basap yang disampaikan dalam pertemuan di Ruang Arau, Kantor Bupati Kutim.
Dilansir dari Pro Kutai Timur, sejumlah tokoh adat dari Suku Darat Basap datang membawa harapan dan keresahan yang telah lama mereka rasakan di wilayah pedalaman. Mereka mengungkapkan kondisi kehidupan yang serba terbatas, mulai dari sulitnya air bersih, minimnya fasilitas kesehatan, hingga keterbatasan akses pendidikan.
Ridwan, anggota Dewan Adat Istiadat Suku Darat Basap, menyampaikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat masih jauh dari layak. “Kami hidup dengan kondisi serba terbatas. Air bersih sangat sulit didapat. Selama puluhan tahun kami hanya menggunakan air sumur yang kualitasnya kurang baik. Hutan di sekitar tempat tinggal kami juga sudah banyak hilang,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Lamat, Ketua Seksi Adat dan Kebudayaan Lembaga Adat Basap. Ia menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dalam menjaga tradisi leluhur yang mulai memudar. “Upacara adat Basap harus tetap dilanjutkan agar anak cucu tahu asal-usul dan menghargai leluhur mereka. Namun selama ini belum ada pembinaan atau dukungan untuk pelestarian budaya,” katanya.
Lamat juga menyinggung warisan khas Basap berupa pakaian adat dari kulit kayu jongkok yang kini hampir punah. “Kami berharap ada pelatihan pembuatan baju dari kulit kayu jongkok agar tradisi ini tidak punah,” tambahnya.
Dari sisi pendidikan, Asmuni, anggota Dewan Adat lainnya, menyebutkan banyak anak Basap terpaksa putus sekolah karena keterbatasan tenaga pengajar. “Sekolah memang ada, tapi gurunya tidak ada. Banyak anak-anak Basap yang akhirnya putus sekolah karena tidak ada guru yang menetap,” tuturnya.
Sementara itu, Ervita Dwi Astuti, relawan yang mendampingi masyarakat Basap bersama suaminya Bahrun Wardoyo, mengungkapkan rasa empati mendalam terhadap perjuangan warga adat tersebut. “Kami hanya ingin mereka bisa hidup lebih sejahtera. Mereka tidak menuntut banyak, hanya ingin diperhatikan. Walaupun kami tidak sedarah, tapi saya sudah menganggap mereka seperti keluarga,” katanya haru.
Menanggapi berbagai aspirasi itu, Bupati Ardiansyah Sulaiman menyatakan pemerintah daerah akan menindaklanjuti dengan melakukan kajian pembentukan Kampung Adat Orang Darat Basap. “Pemerintah akan menindaklanjuti dengan membuat kajian terkait rencana pembentukan Kampung Adat Orang Darat Basap. Kita akan lihat kebutuhan lahan pertanian, kebun, tempat tinggal, hingga fasilitas pendidikan dan kesehatan,” tegasnya.
Ardiansyah menilai pembentukan kampung adat tidak hanya berfungsi menjaga kearifan lokal, tetapi juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi dan pengembangan wisata berbasis budaya. Ia memastikan, Pemkab Kutim akan memberikan legitimasi hukum kepada Lembaga Adat Basap setelah proses kajian rampung.
Pertemuan antara Pemkab Kutim dan masyarakat adat itu berakhir dengan suasana hangat dan penuh harapan. Di wajah para tokoh adat Basap terpancar rasa lega, karena untuk pertama kalinya suara mereka benar-benar didengar oleh pemerintah daerah.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.





