KaltimExpose.com –  Hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi merupakan tanda utama penyakit diabetes. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup insulin, mengalami resistansi terhadap kerja insulin, atau keduanya.

Dilansir dari Medical News Today, diabetes muncul ketika proses pengaturan gula darah oleh pankreas terganggu. Saat seseorang mengonsumsi karbohidrat, tubuh memecahnya menjadi glukosa yang masuk ke aliran darah. Pankreas kemudian mengeluarkan hormon insulin untuk membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa sebagai sumber energi.
Jika tubuh tidak menghasilkan insulin sama sekali, kekurangan jumlahnya, atau tidak dapat memanfaatkannya dengan benar, kadar gula dalam darah akan meningkat dan memicu diabetes.

Hubungan antara Hiperglikemia dan Diabetes

Seseorang yang berada dalam kondisi prediabetes memiliki kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi belum mencapai tingkat diabetes. Namun, mereka tetap berisiko tinggi mengembangkan penyakit tersebut.
Prediabetes umumnya terdeteksi ketika kadar gula puasa mencapai 100 mg/dL, sementara diabetes terdiagnosis pada kadar 126 mg/dL atau lebih.

Pada penderita diabetes tipe 1, sistem imun menyerang sel penghasil insulin di pankreas. Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh mengalami resistansi terhadap insulin sehingga pankreas tidak dapat memproduksi hormon tersebut dalam jumlah yang cukup.
Penderita diabetes tipe 1 umumnya memerlukan suntikan insulin setiap hari, sementara penderita tipe 2 bisa menggunakan obat oral non-insulin atau kombinasi terapi.

Penyebab Hiperglikemia pada Penderita Diabetes

Beberapa faktor dapat memperparah hiperglikemia, antara lain:

  • Konsumsi karbohidrat berlebih, terutama sebelum olahraga
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Dosis insulin atau obat diabetes yang tidak mencukupi
  • Stres, baik karena kondisi kesehatan maupun tekanan emosional
  • Penggunaan obat tertentu seperti steroid

Aktivitas fisik yang berlebihan juga dapat memengaruhi kadar gula darah, tergantung pada jenisnya. Olahraga aerobik intensitas sedang dapat membantu menurunkan kadar gula darah, sementara olahraga berat justru dapat memicu peningkatan sementara karena pelepasan hormon stres seperti adrenalin.

Gejala Hiperglikemia

Hiperglikemia sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Namun, ketika kadar gula darah sangat tinggi, gejalanya dapat meliputi:

  • Sering buang air kecil
  • Rasa haus berlebihan
  • Mudah lapar
  • Pandangan kabur
  • Penurunan berat badan tanpa sebab
  • Mudah lelah
  • Luka yang sulit sembuh

Jika dibiarkan tanpa penanganan, hiperglikemia dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit ginjal, kerusakan saraf, dan gangguan penglihatan.

Komplikasi Akibat Diabetes Tidak Terkontrol

Salah satu komplikasi akut yang berbahaya adalah diabetic ketoacidosis (DKA). Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan insulin sehingga mulai memecah lemak sebagai sumber energi, menghasilkan zat sisa bernama keton yang menumpuk di darah.
DKA paling sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1 dan bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Gejala DKA antara lain:

  • Napas beraroma buah
  • Mual dan muntah
  • Rasa haus berlebihan
  • Mulut kering
  • Kelemahan dan kebingungan
  • Nyeri perut atau sesak napas

Selain itu, hiperglikemia hiperosmolar juga dapat terjadi pada penderita diabetes tipe 2, terutama lansia yang mengalami dehidrasi berat. Kondisi ini dapat menyebabkan koma jika tidak segera ditangani.

Komplikasi Jangka Panjang

Hiperglikemia kronis dapat menimbulkan berbagai gangguan serius, seperti:

  • Penyakit jantung dan stroke akibat kerusakan pembuluh darah
  • Gagal ginjal
  • Kerusakan retina dan kebutaan
  • Infeksi pada kaki yang berpotensi menyebabkan amputasi
  • Masalah kulit dan infeksi gusi
  • Gangguan tulang dan sendi

Diagnosis dan Pemantauan Gula Darah

Kadar gula darah dapat dipantau menggunakan alat tes glukosa atau sistem pemantauan glukosa berkelanjutan (CGM).
Tes HbA1c juga digunakan untuk mengukur rata-rata kadar gula darah selama tiga bulan terakhir. Hasil di atas 6,5% biasanya menandakan diabetes.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kadar gula darah ideal bagi penderita diabetes non-hamil adalah:

  • Sebelum makan: 80–130 mg/dL
  • Dua jam setelah makan: kurang dari 180 mg/dL

Pemantauan rutin membantu penderita mendeteksi perubahan berbahaya lebih cepat dan mencegah komplikasi.

Penanganan dan Pencegahan Hiperglikemia

Jika kadar gula darah meningkat, dokter dapat menyesuaikan dosis obat atau insulin. Namun, dalam kondisi parah seperti DKA atau hiperosmolar, pasien perlu segera dibawa ke rumah sakit.

Untuk mencegah hiperglikemia, penderita diabetes dianjurkan untuk:

  • Berolahraga teratur, terutama aktivitas aerobik ringan hingga sedang
  • Mengikuti anjuran dokter terkait obat dan insulin
  • Menjaga pola makan sehat sesuai panduan ahli gizi
  • Mengelola stres melalui teknik relaksasi, meditasi, atau tidur yang cukup

 

Hiperglikemia merupakan indikator utama dari diabetes yang dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak dikendalikan. Pemantauan kadar gula darah secara teratur, penerapan pola makan seimbang, aktivitas fisik yang konsisten, serta kepatuhan terhadap pengobatan menjadi kunci utama dalam mencegah komplikasi jangka panjang.
Dengan penanganan yang tepat, penderita diabetes dapat tetap hidup sehat dan produktif.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan