KaltimExpose.com –�Diabetes melitus (DM) tipe 1 adalah jenis diabetes yang paling sering dialami oleh anak-anak. Penyakit ini terjadi akibat kerusakan sel pankreas oleh proses autoimun, sehingga tubuh anak kekurangan insulin secara absolut. Hal ini diungkapkan oleh Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, Subsp.End., FAAP, FRCPI (Hon.), Dokter Spesialis Anak Subspesialis Endokrinologi RS Pondok Indah.
Menurut Aman, salah satu tantangan utama di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan tenaga kesehatan bahwa diabetes dapat terjadi pada anak. “Kasus DM pada anak sering terabaikan,” katanya, dikutip dari Antara pada Selasa (10/12/2024).
Data International Diabetes Federation (IDF) pada 2022 menunjukkan terdapat 1,2 juta anak di bawah usia 19 tahun di dunia yang mengidap diabetes tipe 1. Di Indonesia, kasus diabetes pada anak meningkat tajam. Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat prevalensi diabetes pada anak melonjak hingga 70 kali lipat per Januari 2023, dengan angka 2 per 100.000 anak di bawah usia 18 tahun.
Gejala awal diabetes tipe 1 pada anak meliputi sering haus, sering buang air kecil, cepat lelah, berat badan turun drastis, mudah lapar, dan infeksi kulit berulang. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi ketoasidosis diabetik (KAD), yang ditandai dengan sesak napas, mual, muntah, sakit perut, atau bahkan pingsan.
“Kelalaian penanganan pada kondisi ini dapat menyebabkan kematian,” tegas Aman.
Pendekatan Holistik dalam Penanganan Diabetes Anak
Aman menekankan pentingnya pendekatan holistik yang melibatkan tim medis multidisiplin, termasuk dokter spesialis anak, ahli gizi, psikolog, dan edukator diabetes. Berikut lima pilar utama penanganan diabetes tipe 1 pada anak:
- Penyuntikan Insulin
Penyuntikan insulin menjadi langkah wajib karena tubuh anak tidak mampu memproduksi insulin. Insulin diberikan melalui suntikan di bawah kulit dan harus dipantau secara ketat. - Pemantauan Gula Darah
Pemantauan mandiri dilakukan setidaknya empat kali sehari: pagi saat bangun tidur, sebelum makan, 1,5-2 jam setelah makan, dan sebelum tidur. - Pengaturan Pola Makan
Anak perlu mengonsumsi nutrisi seimbang: 45-50% karbohidrat, 15-20% protein, dan kurang dari 35% lemak. Pasien dan keluarga juga harus memahami cara menyesuaikan dosis insulin berdasarkan konsumsi karbohidrat. - Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik direkomendasikan selama 60 menit setiap hari, meliputi aerobik serta latihan penguatan otot dan tulang setidaknya tiga kali seminggu. Aktivitas ini meningkatkan sensitivitas insulin dan menjaga kebugaran anak. - Edukasi
Pemahaman yang baik mengenai pengelolaan diabetes membantu anak dan keluarganya menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif.
Aman mengungkapkan bahwa meskipun memerlukan penanganan khusus, anak penyandang diabetes tipe 1 tetap dapat hidup sehat, bahagia, dan berprestasi. Dengan kontrol yang baik, mereka bisa meraih cita-citanya sama seperti anak-anak lainnya.
“Penyandang diabetes tipe 1 bisa tetap menjalani hidup yang normal, asalkan manajemen penyakit dilakukan dengan baik,” tutupnya.
Artikel ini telah tayang di kompas.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.