14 Penyakit Kronis Bisa Jadi Tanda Awal Alzheimer dan Parkinson

Masalah pencernaan kronis dapat memprediksi risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson, menurut sebuah studi baru. Kredit gambar: Halfpoint Images/Getty Images

KaltimExpose.com –  Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di Science Advances mengungkap hubungan antara 155 kondisi kesehatan dengan peningkatan risiko seseorang terkena penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Menariknya, beberapa kondisi yang terdeteksi bahkan relatif mudah diobati dan muncul bertahun-tahun sebelum gejala utama penyakit terlihat.

Dilansir dari Medical News Today, para peneliti menemukan bahwa gangguan pada sistem pencernaan, metabolisme, hingga hormon bisa menjadi sinyal awal risiko. Waktu kemunculan penyakit juga berpengaruh besar—semakin dini kondisi itu muncul, semakin tinggi kemungkinan risiko berkembangnya Alzheimer atau Parkinson di masa depan.

Gut-Brain Axis: Hubungan Usus dan Otak

Dalam beberapa tahun terakhir, ilmuwan banyak meneliti peran gut-brain axis atau hubungan dua arah antara usus dan otak. Jalur komunikasi ini melibatkan hormon, sistem saraf (termasuk saraf vagus), serta sistem imun. Jika terganggu, efeknya bisa berupa nyeri perut, gangguan mood, irritable bowel syndrome (IBS), bahkan peningkatan risiko penyakit neurodegeneratif.

Sistem saraf enterik di usus sendiri merupakan kumpulan neuron terbesar kedua setelah otak. Karena itulah, gangguan pada sistem ini dapat berimplikasi langsung terhadap kesehatan otak.

Hormonal dan Metabolik: Faktor Kunci Lainnya

Selain usus, kondisi hormonal dan metabolik juga berperan. Studi menunjukkan diabetes (tipe 1 maupun tipe 2) serta gangguan hormon tiroid berkaitan dengan meningkatnya risiko Parkinson. Sementara itu, diabetes tipe 2 sudah lama dikenal sebagai faktor risiko Alzheimer.

Kekurangan vitamin D serta vitamin B juga ditemukan pada banyak pasien Alzheimer dan Parkinson. Hal ini menambah bukti bahwa nutrisi dan metabolisme punya kaitan erat dengan degenerasi otak.

14 Kondisi yang Berkaitan dengan Alzheimer

Dalam analisis, para peneliti menemukan 14 kondisi kronis yang berkaitan erat dengan peningkatan risiko Alzheimer, di antaranya:

  • Diabetes tipe 1 dan tipe 2
  • Gastritis dan duodenitis
  • Esophagitis
  • Infeksi bakteri usus
  • Gangguan metabolisme lipid (lemak darah tinggi)
  • Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (hiponatremia, hipokalemia, dll.)
  • Kolitis non-infektif
  • Defisiensi vitamin D
  • Amyloidosis

Sedangkan untuk Parkinson, kondisi yang paling menonjol meliputi dispepsia (gangguan pencernaan kronis), diabetes, gangguan sekresi pankreas, IBS, dan defisiensi vitamin B.

Temuan penting lainnya adalah soal waktu. Risiko Alzheimer akibat diabetes tipe 2 paling tinggi jika diabetes terdiagnosis 10–15 tahun sebelum gejala Alzheimer muncul. Sedangkan untuk Parkinson, diabetes tipe 1 paling kuat risikonya bila muncul 5–10 tahun sebelum diagnosis Parkinson.

“Temuan ini menegaskan pentingnya waktu diagnosis dalam memodelkan risiko neurodegeneratif,” tulis penulis studi.

Pendapat Ahli

Dr. David Perlmutter, ahli saraf yang diwawancarai MNT, menyebut studi ini sebagai bukti kuat bahwa Alzheimer dan Parkinson bukanlah penyakit otak semata, melainkan hasil proses panjang yang melibatkan seluruh tubuh.
“Yang paling mencolok adalah bagaimana jelasnya studi ini menghubungkan gangguan sistemik, terutama yang terkait gut-brain axis, dengan risiko neurodegeneratif bertahun-tahun sebelum diagnosis,” katanya.

Senada, Dr. Lucy McCann menekankan pentingnya pencegahan dini. “Alzheimer dan Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif paling umum di dunia. Dengan populasi yang menua, pencegahan dan pengelolaan penyakit ini menjadi prioritas kesehatan publik,” jelasnya.

Kedua pakar ini sepakat bahwa menjaga kesehatan metabolisme, sistem hormon, nutrisi, dan usus adalah langkah penting untuk melindungi otak. Pemeriksaan dini seperti kadar gula darah, fungsi tiroid, status vitamin, dan kesehatan pencernaan bisa menjadi “alarm awal” risiko neurodegeneratif.

Meski penelitian ini membuka wawasan baru, masih ada pertanyaan yang belum terjawab. Misalnya, apakah gangguan metabolik dan usus langsung menyebabkan degenerasi otak, atau justru keduanya dipicu oleh mekanisme yang sama seperti peradangan kronis dan disfungsi mitokondria.

Namun, yang jelas studi ini memperkuat pandangan bahwa Alzheimer dan Parkinson bukan sekadar penyakit otak, melainkan hasil interaksi kompleks antara tubuh, nutrisi, metabolisme, dan lingkungan.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan