Pernyataan Tegas Faisal Soal Ancaman Doksing terhadap Jurnalis di Kaltim

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kaltim, H. Muhammad Faisal Dalam Dialog Publika TVRI Kalimantan Timur bertema “Ancaman Siber, Bungkam Kebebasan Pers?” Selasa (27/5/2025), (Dok Portal Kaltim)

KaltimExpose.com, Samarinda –  Ancaman digital terhadap jurnalis kini semakin nyata, dan salah satu bentuk serangan yang paling berbahaya adalah doksing—praktik menyebarkan informasi pribadi seseorang tanpa izin dengan tujuan untuk mengintimidasi atau mendiskreditkan. Kejahatan ini tak hanya menyerang reputasi jurnalis, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan fisik dan mental mereka.

Di tengah tuntutan profesionalisme, keberanian, dan ketajaman analisis dalam bertugas, jurnalis kini juga ditantang untuk lebih waspada menghadapi ancaman digital yang semakin terorganisir dan sistematis.

Hal ini menjadi sorotan utama dalam Dialog Publika TVRI Kalimantan Timur bertajuk “Ancaman Siber, Bungkam Kebebasan Pers?” yang digelar pada Selasa, 27 Mei 2025. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur, H. Muhammad Faisal, menjadi salah satu narasumber kunci yang menyampaikan pandangannya terkait situasi kebebasan pers di wilayah tersebut.

“Lima tahun terakhir, kita selalu berada di tiga besar nasional dalam Indeks Kemerdekaan Pers. Bahkan, dua tahun berturut-turut (2022 – 2023) Kaltim menempati peringkat satu nasional,” ujar Faisal dikutip dari kaltimprov.go.id.

Menurutnya, capaian tersebut bukan hanya hasil kerja pemerintah, melainkan buah dari kolaborasi yang erat antara masyarakat, insan pers, dan seluruh stakeholder media di Kalimantan Timur.

Faisal juga mengakui bahwa dinamika dalam dunia pers memang tidak lepas dari riak-riak kecil, namun ia menilai kondisi di Kaltim secara umum masih sangat kondusif.

“Kalau ada sedikit reaksi, itu lumrah. Tapi mari kita hadapi bersama, bukan dengan amarah atau ketersinggungan berlebihan. Kita juga gak boleh tipis kuping,” tegasnya.

Mengenai maraknya praktik doksing yang menyasar jurnalis, Faisal menyampaikan sikap keras dan mendukung penuh perlindungan terhadap pekerja media.

“Terkait doksing ya saya juga mengutuk perilaku seperti itu juga, itu juga tidak baik. Ya memang harus kita perangi bersama-sama perilaku doksing seperti itu bukan berarti kita diam atau menyerah kan?. Saya akan selalu ikut bersama dengan kawan-kawan (jurnalis),” ucap Faisal.

Ia juga mengingatkan bahwa perlindungan data pribadi harus dimulai dari kesadaran individu dan lingkungan terdekat. Menurutnya, membiarkan kekerasan digital terus berlangsung sama dengan membiarkan demokrasi dirusak secara perlahan.

Saat jurnalis dibungkam, masyarakat kehilangan akses terhadap informasi objektif yang sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Karena itu, Faisal menyerukan perlunya langkah nyata—bukan hanya dari sisi penegakan hukum terhadap pelaku, tetapi juga edukasi yang masif mengenai etika digital dan penghormatan terhadap profesi jurnalis.

Kaltim masih membutuhkan jurnalis-jurnalis yang independen, kredibel, dan bisa bersama-sama membangun daerah ini. Mari kita terus bersemangat, jangan menyerah pada tekanan,” ajaknya menyemangati.

Faisal menekankan bahwa ke depan, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pers adalah kunci dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman digital terhadap kebebasan pers Kaltim. Peningkatan literasi digital, penguatan regulasi perlindungan data pribadi, serta penegakan hukum yang tegas dan tanpa kompromi menjadi agenda utama untuk menjaga ruang demokrasi tetap sehat dan terbuka.

 

Sumber Portal Kaltim.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan