KaltimExpose.com, Ujoh Bilang –Proyek pembangunan Bandara Ujoh Bilang di Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, kembali menjadi sorotan publik. Meski telah menelan anggaran besar, bandara tersebut belum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pemerintah daerah.
Ketua DPRD Mahulu, Devung Paran, mengungkapkan kekhawatirannya soal efektivitas anggaran yang digelontorkan untuk proyek ini. Ia menyebut, total biaya pembangunan bandara bisa mencapai Rp300 hingga Rp400 miliar, jauh dari estimasi awal Rp200 miliar.
“Fokus utama kami saat ini adalah sektor perhubungan, terutama Bandara Mahulu. Besarnya anggaran yang dikucurkan harus dikawal ketat agar tidak jadi beban keuangan daerah tanpa manfaat nyata,” tegas Devung.
MAHKI Laporkan Dugaan Korupsi ke Kejagung
Masalah ini kian meruncing setelah Organisasi Mahasiswa Anti Korupsi Indonesia (MAHKI) melaporkan dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek Bandara Ujoh Bilang ke Kejaksaan Agung RI pada Kamis (9/5/2025).
Dalam laporan tersebut, MAHKI mengungkapkan ada 17 paket proyek yang diduga bermasalah dalam APBD Mahulu tahun 2023–2024, termasuk pembangunan bandara, jembatan, jalan, gereja, hingga proyek internet.
“Ada indikasi kuat korupsi dalam pembangunan Bandara Ujoh Bilang. Kami meminta Kejagung segera turun tangan,” tegas Koordinator MAHKI, Totti, seraya menyebut bandara sebagai objek vital negara yang harus dijaga dari praktik korupsi.
MAHKI mengklaim telah menyerahkan dokumen dan bukti awal kepada Kejagung, dan siap memberikan keterangan lanjutan guna mendukung proses penyelidikan.
Pemerintah Daerah Tetap Kejar Penyelesaian
Di sisi lain, Pemkab Mahakam Ulu memastikan proyek tetap dilanjutkan. Pemkab kini tengah menyusun MoU kerja sama dengan Pemprov Kaltim dan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub RI, guna mendorong percepatan pembangunan tahap lanjut.
“Kemenhub membuka ruang untuk memperjelas substansi kerja sama. Kami fokus menyempurnakan sisi regulasi, anggaran, dan teknis agar bandara bisa digunakan sesuai rencana,” jelas Sekretaris Daerah Mahulu, Stephanus Madang.
Menurut Madang, bandara yang saat ini sedang membangun landasan pacu sepanjang 750 meter dan terminal, ditargetkan dapat beroperasi mulai 2026 jika semua fasilitas dan izin terpenuhi.
“Kami berkomitmen menyiapkan sisi udara, listrik, dan terminal. Ini jadi prioritas agar Mahulu bisa lebih terhubung dan berkembang,” tambahnya.
Proyek Bandara Ujoh Bilang saat ini berada di persimpangan krusial: antara keberlanjutan yang dituntut oleh Pemkab dan transparansi serta akuntabilitas yang didorong masyarakat. Apakah bandara ini akan menjadi infrastruktur strategis atau justru monumen pemborosan? Waktu dan hasil penyelidikan akan menjawab.
Artikel ini telah tayang di tvonenews.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.