KaltimExpose.com –Nyeri lutut bukan lagi keluhan yang hanya dialami lansia. Kini, banyak pekerja usia produktif, baik yang aktif di lapangan maupun yang sehari-hari duduk di depan komputer, mulai mengeluhkan rasa sakit di bagian lutut. Nyeri lutut ini seringkali muncul karena aktivitas yang tampak sepele namun dilakukan berulang kali tanpa memperhatikan postur tubuh.

Pekerja kantoran dan lapangan berisiko tinggi mengalami masalah sendi lutut karena berbagai kebiasaan yang tanpa disadari memberi tekanan berlebih pada sendi penopang tubuh tersebut. Mayapada Hospital Surabaya, melalui Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin., Sp.OT, menjelaskan bahwa faktor-faktor penyebab nyeri lutut bisa sangat beragam.

“Nyeri lutut disebabkan oleh beragam faktor, seperti sering naik turun tangga, berdiri lama tanpa jeda, atau mengangkat beban berat tanpa teknik yang tepat. Kebiasaan ini dapat memicu peradangan pada jaringan sekitar lutut, seperti tendonitis atau bursitis, lalu muncul rasa nyeri tumpul atau tajam yang terasa saat bergerak,” jelasnya, dikutip dari detikHealth, Kamis (13/6/2025).

Tak hanya karena aktivitas fisik, duduk terlalu lama dengan posisi yang salah juga bisa berdampak buruk bagi lutut. Banyak pekerja kantoran terbiasa menyilangkan kaki atau duduk tanpa sandaran yang memadai, yang berakibat pada tekanan berlebih di bagian tempurung lutut.

“Sementara bagi pekerja kantoran, kebiasaan duduk terlalu lama dengan posisi kurang ideal, seperti menyilangkan kaki terus-menerus atau tidak menggunakan sandaran kaki yang sesuai dapat menimbulkan tekanan pada lutut dan menyebabkan sindrom nyeri patellofemoral,” terang dr. Reyner.

Patellofemoral syndrome adalah kondisi di mana tempurung lutut tidak bergerak mulus di atas tulang paha, sehingga menimbulkan nyeri terutama saat naik tangga atau setelah lama duduk.

Seiring bertambahnya usia, kualitas tulang rawan dan ligamen pun makin menurun. Hal ini memperbesar risiko terkena osteoartritis—radang sendi yang menyebabkan nyeri, kaku, dan pembengkakan.

“Meski lebih sering terjadi pada usia lanjut, kini osteoartritis juga banyak ditemukan pada pasien usia muda karena pola hidup yang kurang sehat atau cedera riwayat cedera sebelumnya,” tambahnya.

Waspadai Gejala Serius Nyeri Lutut

Nyeri lutut tidak bisa selalu dianggap ringan. Jika disertai dengan pembengkakan parah, kemerahan, rasa panas, atau kesulitan menggerakkan lutut, ini bisa menjadi tanda kondisi medis serius seperti infeksi sendi atau robekan ligamen. Dalam situasi seperti ini, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Mayapada Hospital Surabaya telah menyediakan layanan lengkap untuk menangani kasus nyeri lutut, termasuk pemeriksaan menggunakan teknologi MRI dan radiologi digital. Tindakan yang tersedia mulai dari terapi konservatif seperti fisioterapi dan injeksi pelumas sendi, hingga tindakan operasi minimal invasif seperti artroskopi dan Total Knee Replacement (TKR).

Bahkan, prosedur TKR kini semakin akurat berkat teknologi robotik VELYS™ Robotic-Assisted Solution, yang menawarkan presisi tinggi, waktu pemulihan lebih singkat, dan hasil jangka panjang yang optimal.

Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Untuk itu, dr. Reyner menganjurkan pekerja agar mulai menjaga postur dan kebiasaan kerja sehari-hari.

“Ada baiknya para pekerja mulai menerapkan kebiasaan sederhana sehari-hari dengan menjaga berat badan tetap ideal, melakukan peregangan sebelum dan sesudah aktivitas, serta perhatikan posisi tubuh saat bekerja,” pesannya.

Bagi pekerja kantoran, penting untuk berdiri dan melakukan gerakan ringan setiap 30 menit. Selain itu, tinggi kursi dan posisi duduk juga harus disesuaikan agar tidak menekan lutut secara berlebihan.

Jika nyeri lutut sudah mulai mengganggu aktivitas harian, Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya siap menjadi rujukan utama. Layanan ortopedi di rumah sakit ini mencakup deteksi dini, diagnosis, hingga rehabilitasi pasca-tindakan, dengan standar internasional.

Direktur Rumah Sakit Mayapada Surabaya, dr. Bona Fernando, M.D., FISQua, menyatakan bahwa inovasi pelayanan ortopedi akan terus dikembangkan.

“Kami yakin inovasi yang telah hadir di Mayapada Hospital Surabaya ini akan meningkatkan patient experience secara optimal, memastikan patient safety secara maksimal, serta memperluas akses layanan ortopedi yang canggih dan berkualitas internasional bagi masyarakat Surabaya, Jawa Timur, hingga Indonesia Timur,” ujar dr. Bona.

Untuk kemudahan akses, masyarakat bisa menjadwalkan konsultasi kapan pun melalui aplikasi MyCare. Aplikasi ini tidak hanya memfasilitasi pendaftaran layanan dan pemeriksaan, tapi juga menyediakan fitur pemantauan kesehatan seperti detak jantung, langkah harian, kalori, hingga Body Mass Index (BMI).

 

Artikel ini telah tayang di detik.com.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan