Trump Desak Jerome Powell Mundur, Tuding Gagal Turunkan Suku Bunga The Fed

KaltimExpose.com –Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menekan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell agar mundur dari jabatannya. Serangan ini dipicu kebijakan The Fed yang dinilai tidak agresif dalam memangkas suku bunga acuan. Isu pemangkasan suku bunga, inflasi, ekonomi AS, Jerome Powell, dan Donald Trump menjadi lima kata kunci utama dalam perkembangan terbaru kebijakan moneter di Negeri Paman Sam.
Dilansir dari detik.com, pada Jumat (1/8/2025), Trump terang-terangan menyerukan Dewan Gubernur The Fed agar mengambil alih kendali dari Powell. Lewat unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut Powell “keras kepala” lantaran enggan menurunkan suku bunga jangka pendek, yang menurutnya sangat dibutuhkan untuk mendongkrak perekonomian.
Serangan ini bukanlah yang pertama. Dalam beberapa bulan terakhir, Powell menjadi sasaran kritik pedas dari mantan presiden Partai Republik tersebut. Trump berkukuh bahwa pemangkasan suku bunga adalah langkah strategis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menekan beban bunga, baik untuk pemerintah maupun rumah tangga.
Trump menegaskan, “Dewan harus mengambil alih kendali dan melakukan apa yang semua orang tahu harus dilakukan!” desaknya, meminta Powell segera memangkas suku bunga secara signifikan.
Ketua The Fed sendiri masih mempertahankan suku bunga acuan di level 4,33% sepanjang 2025. Powell beralasan bahwa pihaknya perlu menilai lebih dulu dampak tarif besar yang diberlakukan Trump terhadap inflasi. Saat ini, ukuran inflasi pilihan The Fed masih berada di angka 2,6% per tahun, sedikit di atas target ideal sebesar 2%.
Sementara itu, dua dari tujuh gubernur The Fed, yaitu Christopher Waller dan Michelle Bowman, mulai menunjukkan sikap berbeda. Keduanya mengusulkan pemotongan suku bunga meski masih moderat, menimbang tarif hanya akan berdampak sekali pada harga, sementara pasar tenaga kerja mulai terlihat melemah.
Trump menyambut baik perbedaan pandangan ini dan menyebut sikap mereka sebagai bentuk keberanian. Ia juga menanggapi pengunduran diri Gubernur Adriana Kugler yang diumumkan Jumat sore dengan mengatakan bahwa Powell seharusnya mengikuti jejak Kugler dan mengundurkan diri.
“Dia tahu Powell mengambil langkah keliru soal suku bunga. Dia pun sebaiknya mundur!” tulis Trump di media sosial.
Data ketenagakerjaan terbaru tampaknya memperkuat argumen Trump. Laporan bulan Juli mencatat hanya 73.000 lapangan kerja baru, jauh lebih rendah dari ekspektasi. Bahkan, data untuk Juni dan Mei turut direvisi ke bawah menjadi 14.000 dan 19.000.
Trump yakin pemangkasan suku bunga sebesar 3 poin persentase dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi AS. Namun langkah ekstrem ini juga menyimpan risiko membanjiri pasar dengan likuiditas berlebih yang bisa memicu lonjakan inflasi.
Sementara itu, Gedung Putih disebut sedang menelusuri kemungkinan untuk memberhentikan Powell lewat celah hukum, yakni terkait pembengkakan anggaran proyek renovasi gedung The Fed senilai US$ 2,5 miliar. Namun, Mahkamah Agung dalam putusannya Mei lalu menyatakan bahwa Trump tidak dapat memecat Powell hanya karena beda pandangan kebijakan.
Masa jabatan Powell sendiri akan berakhir pada Mei 2026. Saat itulah Trump, jika terpilih kembali, bisa menunjuk pengganti yang sejalan dengan arah kebijakan ekonominya.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.