KaltimExpose.com –PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Senin, 14 April 2025, dan langsung menjadi sorotan pasar. Dalam dua hari perdagangan perdananya, saham Fore mencetak Auto Reject Atas (ARA) berturut-turut, dengan kenaikan total mencapai 67% dari harga penawaran awal.
Di hari pertama, saham FORE melonjak 34% ke level Rp252/saham. Tak berhenti di situ, Selasa (15/4/2025), harga kembali melesat 24,6% ke Rp314/saham.
Melalui IPO ini, Fore menawarkan saham pada harga Rp188/saham, dan berhasil menghimpun dana segar sekitar Rp353,44 miliar dari pelepasan 1,88 miliar lembar saham atau setara 21,08% dari modal disetor penuh.
Exit Strategy atau Momentum Bisnis?
IPO Fore bukan tanpa kontroversi. Isu “exit strategy” oleh investor ventura yang telah membekingi Fore sejak awal, sempat santer terdengar menjelang IPO. Namun hal ini dibantah langsung oleh East Ventures, pemilik EVLab Fore Pte Ltd yang mengendalikan Fore Holdings Pte Ltd (FHPL), pemilik mayoritas saham FORE.
“Ini bukan exit strategy. Ini hasil perjalanan panjang membangun bisnis yang sehat,” ujar Willson Cuaca, Co-Founder East Ventures sekaligus Komisaris Utama Fore, dalam seremoni IPO.
Sinyal kuat pembantahan exit strategy ini juga diperkuat dengan masih dominannya kepemilikan Fore oleh FHPL, yang memegang 7,03 miliar saham atau 78,918% dari modal disetor penuh pasca-IPO. Sebelumnya, porsi mereka mencapai 99,997%.
Keuntungan Menggiurkan, Floating Gain Raksasa
Dari sisi investasi, cuan yang diraih investor awal — terutama FHPL — melesat tinggi secara nilai buku. Dengan asumsi nominal awal Rp70/saham, dan harga pasar saat ini Rp314/saham, maka kenaikan nilai investasi mencapai 348%.
Sebagai ilustrasi, investasi senilai Rp1 miliar di masa awal bisa tumbuh menjadi sekitar Rp4,48 miliar saat ini, hanya dalam dua hari pasca-listing — floating gain Rp3,48 miliar.
Ini juga memberi keuntungan bagi 114 ribu investor ritel baru yang tercatat membeli saham FORE saat IPO.
Dukungan Tokoh Ternama, Kepercayaan Jangka Panjang
IPO Fore juga mendapatkan dukungan dari sejumlah figur penting. Salah satunya Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer Danantara, yang mengaku menjadi investor pribadi sejak tujuh tahun lalu.
“Saya masuk sebagai investor pribadi karena diajak Willson Cuaca. Ini bentuk komitmen saya sebagai liquidity provider sejak awal,” ujarnya di lokasi pencatatan saham.
Pandu menekankan IPO ini menunjukkan bahwa startup lokal bisa bertumbuh sehat dengan tata kelola yang baik dan layak dipercaya pasar.
Tak hanya itu, bos Sinar Mas Group, Franky Widjaja, juga hadir dalam seremoni sebagai bentuk dukungan terhadap tumbuhnya perusahaan sektor F&B dalam lanskap startup Indonesia.
“Kita berharap ini bisa jadi awal yang baik dan membawa dampak positif untuk ekosistem startup nasional,” ujarnya singkat.
Dana IPO untuk Ekspansi Bisnis
Fore berencana menggunakan dana hasil IPO untuk:
- Ekspansi gerai kopi di berbagai kota
- Investasi pengembangan teknologi dan sistem operasional
- Penambahan modal kerja untuk memperkuat bisnis F&B
Dengan performa awal yang cemerlang di bursa, Fore tak hanya memberi peluang emas bagi investornya, tapi juga menunjukkan bahwa bisnis kopi lokal bisa naik kelas ke pasar publik dan tetap menggoda investor global.
Artikel ini telah tayang di bloombergtechnoz.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.