Pemkab Mahulu Gelar Nugal Bersama, Lestarikan Tradisi dan Kearifan Lokal Dayak

KaltimExpose.com, Ujoh Bilang –Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Pemkab Mahulu) menggelar kegiatan Nugal Bersama di Ladang Paroki, Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, pada Senin (13/10/2025). Acara ini menjadi bagian dari rangkaian Festival Nugal dan Pasar Seni Rakyat, sebagai ungkapan syukur atas pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Mahakam Ulu periode 2025–2030 sekaligus bentuk nyata pelestarian tradisi dan kearifan lokal masyarakat Dayak.
Dilansir dari RRI Samarinda, kegiatan menugal atau menanam padi secara tradisional memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Mahakam Ulu. Dalam sambutan Bupati yang dibacakan oleh Wakil Bupati Suhuk, disampaikan bahwa menugal bukan sekadar menanam padi, tetapi juga menjadi simbol penghormatan terhadap kehidupan dan alam.
“Menugal bagi masyarakat kita bukan hanya menanam padi, tetapi juga simbol penghormatan terhadap kehidupan. Di setiap hentakan kayu tugal ke tanah, terselip doa agar padi tumbuh subur, hasil panen melimpah, dan ladang dijauhkan dari hama serta penyakit,” ujar Wabup Suhuk membacakan sambutan Bupati.
Pelestarian Tradisi Jadi Fondasi Pembangunan Daerah
Wabup menegaskan bahwa pelestarian tradisi seperti menugal merupakan bagian penting dari pembangunan daerah. Pemerintah menempatkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sebagai fondasi memperkuat karakter serta peradaban masyarakat Mahakam Ulu.
“Pembangunan sejati bukan hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membangun peradaban dan karakter manusia. Pembangunan yang kokoh harus bertumpu pada kebudayaan yang hidup dan memberi makna bagi rakyatnya,” ujarnya.
Tradisi menugal juga dianggap berperan dalam memperkuat ketahanan pangan lokal, karena mengandung nilai gotong royong, kebersamaan, serta pengetahuan lokal yang menjadi dasar kemandirian dan kedaulatan pangan masyarakat.
“Kita ingin agar setiap benih yang ditugal bukan hanya tumbuh menjadi padi yang subur, tetapi juga menjadi simbol kesuburan nilai dan semangat kebersamaan,” tambahnya.
Semangat Gotong Royong dan Penghargaan terhadap Alam
Melalui kegiatan ini, Pemkab Mahulu berharap semangat menugal tetap hidup di tengah masyarakat sebagai wujud penghargaan terhadap alam, kerja keras petani, dan kemandirian pangan daerah.
“Dari tanah Mahakam Ulu yang kaya kearifan inilah kita belajar bahwa kemajuan tidak selalu berarti meninggalkan tradisi, melainkan menemukan cara baru untuk menghidupkan nilai-nilai lama di tengah tantangan zaman yang baru,” kata Wabup Suhuk.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan prosesi menugal bersama, yang diikuti jajaran pemerintah daerah, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan warga sekitar. Hentakan pertama kayu tugal ke tanah menjadi simbol harapan akan musim tanam yang subur dan hasil panen yang melimpah. Suasana penuh semangat dan kebersamaan mewarnai seluruh rangkaian acara hingga selesai.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.