KaltimExpose.com, Ujoh Bilang – Kabupaten Mahulu di Kalimantan Timur adalah tempat di mana berbagai suku Dayak tinggal, masing-masing membawa kearifan lokal yang unik. Mayoritas penduduknya mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama.
Tradisi dan budaya masyarakat Dayak di Mahulu tetap dijaga dengan penuh kehormatan, mempertahankan adat-istiadat dan menghormati kearifan lokal mereka.
Salah satu ritual tradisional yang terus dilestarikan adalah Laliq Ataq, sebuah upacara syukuran yang menunjukkan harmoni antara manusia dan alam dalam mencapai keberkahan bersama.
Laliq Ataq merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah setelah musim panen. Ritual ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Dayak, diwariskan dari generasi ke generasi sebagai ekspresi terima kasih atas hasil panen yang melimpah setelah berbulan-bulan bekerja di ladang atau kebun padi.
Proses dimulai dengan panen padi ketan di ladang, yang kemudian diarak oleh warga ke Balai Adat menggunakan perahu melalui jalur sungai.
Padi yang telah dipanen kemudian diolah menjadi emping padi setelah disangrai dan ditumbuk menggunakan lesung padi. Emping yang sudah jadi ini kemudian didoakan bersama, dengan harapan memberikan kesehatan bagi semua yang mengonsumsinya.
Masyarakat Suku Dayak Bahaw di Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, masih menjaga dan melestarikan tradisi leluhur ini dengan penuh kebanggaan. Kegiatan ini diadakan oleh Kelompok Tani Sumber Usaha Daleh dan Kelompok Tani Sebenaq Jaya di Balai Adat Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Mahulu, pada Minggu (18/2/2024).
Dengan tema “Melestarikan Adat dan Budaya, Mewujudkan Kebersamaan dan Gotong Royong,” kegiatan dimulai dengan tarian selamat datang dan pemberkatan hasil panen yang dipimpin oleh Pastor Yoseph Martinus Mastriat. Acara dilanjutkan dengan menikmati emping bersama masyarakat.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Bupati Bonifasius Belawan Geh, Ketua DPRD Novita Bulan, Kasat Intel Polres Mahulu AKP Marten, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Asisten 1) drg. Agustinus Teguh Santoso, Ketua Lembaga Adat Kampung Ujoh Bilang Amundus Lah, dan Pj. Petinggi Kampung Ujoh Bilang Romensius Kuleh.
Bonifasius Belawan Geh, Bupati Mahulu, menjelaskan bahwa acara ini telah menjadi tradisi tahunan untuk menyambut musim panen perdana.
“Acara ini mengandung makna spiritual, kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa apa yang sudah kita tabur saatnya untuk kita tuai,” ujarnya.
Selain sebagai ungkapan syukur, Laliq Ataq juga memiliki makna yang mendalam dalam meningkatkan persatuan, kebersamaan, dan gotong royong, nilai-nilai yang telah diwariskan oleh leluhur dan menjadi identitas kuat masyarakat Dayak.
“Acara adat ini mengandung makna sosial yang luas, dimana acara adat seperti Laliq Ataq, Hudoq dan sebagainya, mampu mempersatukan masyarakat kampung, membangun silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan, kekeluargaan dan persatuan.” tambahnya.
Acara Laliq Ataq tidak hanya menjadi ajang untuk mempromosikan keberagaman budaya dan tradisi lokal, tetapi juga sebagai momen untuk memperkuat identitas lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
“Tentunya pemerintah sangat mendukung acara adat dan tradisi yang ada di wilayah Kabupaten Mahulu yang mempunyai makna positif, seperti tradisi Laliq Ataq ini mengandung makna yang positif dan harus kita lestarikan,” tambahnya.
Ikuti berita menarik lainnya di saluran whatsapp dan google news Kaltim Expose