KaltimExpose.com –ÂPernah merasa waktu terasa lambat saat berolahraga? Ternyata, itu bukan cuma perasaan. Sebuah studi eksperimental yang dilakukan pada tahun 2024 mengungkap bahwa persepsi waktu memang bisa berubah selama sesi latihan fisik, terutama saat dilakukan dalam konteks kompetitif.

Penelitian ini melibatkan 33 partisipan dewasa yang aktif secara fisik, terdiri dari 16 wanita dan 17 pria. Mereka diminta menyelesaikan tiga uji coba bersepeda sejauh 4 kilometer di lingkungan virtual: satu secara solo, dua lainnya dengan teman virtual yang berperan sebagai rekan bersepeda biasa atau sebagai pesaing aktif.

Selain mencatat durasi tempuh, peneliti juga meminta peserta memperkirakan kapan waktu 30 detik telah berlalu. Hasilnya cukup mengejutkan: peserta secara konsisten mengatakan “berhenti” pada detik ke-28 saat bersepeda, sementara saat istirahat, estimasi mereka lebih akurat, yakni 31,4 dan 31,6 detik.

“Selama latihan, peserta berkata ‘berhenti’ pada detik ke-28. Sebaliknya, sebelum dan sesudah latihan, mereka menghentikan waktu pada 31,4 dan 31,6 detik,” ungkap peneliti dari Ulster University, Stein Menting, dikutip dari Live Science, Senin (26/5/2025).

Menting menjelaskan bahwa hasil ini mendukung hipotesis bahwa persepsi waktu selama olahraga berbeda dengan saat tubuh dalam kondisi istirahat. Hal ini berlaku baik ketika peserta berolahraga sendiri maupun dalam kondisi kompetitif.

Menariknya, meskipun kehadiran pesaing virtual tidak mengubah persepsi waktu, ia justru meningkatkan performa. Saat peserta diberi tahu bahwa mereka berlomba melawan seseorang di layar, mereka mampu menyelesaikan rute dalam rata-rata 459 detik — lebih cepat dibanding dua kondisi lainnya: 467 detik (tanpa kompetisi) dan 470 detik (solo).

“Hal ini menunjukkan bahwa olahraga secara tunggal, bukan karena intensitasnya, mungkin yang menyebabkan distorsi persepsi waktu,” lanjut Menting.

Meski demikian, hasil ini agak berbeda dari temuan sebelumnya yang menyatakan bahwa semakin tinggi intensitas olahraga, semakin besar efek distorsi waktu.

Para peneliti menduga bahwa faktor perhatian memainkan peran penting. Selama olahraga intens, individu menjadi lebih waspada terhadap tubuh dan sensasi tidak nyaman, seperti kelelahan atau sesak napas. Kesadaran yang meningkat ini membuat otak menerima lebih banyak rangsangan dalam waktu singkat, sehingga menciptakan ilusi waktu yang melambat.

Namun, teori ini masih memicu perdebatan. Profesor psikologi dari University of Delaware, Phillip Gable, yang tidak terlibat dalam studi ini, mengemukakan perspektif berbeda: motivasi lah yang menjadi kunci.

Dalam risetnya, Gable menemukan bahwa persepsi waktu tergantung pada jenis motivasi seseorang: jika dilandasi approach motivation (dorongan mengejar hal menyenangkan), waktu terasa cepat. Sebaliknya, avoidance motivation (keinginan menghindari hal tidak menyenangkan) membuat waktu terasa lebih lambat.

“Dalam studi terbaru ini (studi Ulster University), kecepatan ‘all-out’ dari para peserta kemungkinan besar terasa tidak menyenangkan dan menimbulkan motivasi penghindaran,” ujar Gable, dikutip dari detik.com.

Gable menambahkan, persepsi waktu yang melambat bisa menjadi sinyal bahwa rutinitas olahraga sudah terlalu berat dan menimbulkan tekanan. Ia menyarankan untuk menemukan tempo latihan yang nyaman dan berkelanjutan agar tidak memicu stres atau demotivasi.

 

Artikel ini telah tayang di detik.com.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan