KaltimExpose.com, Sendawar –ÂKabupaten Kutai Barat (Kubar) dilanda kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak tanggal 9 April 2024, menjelang perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah. Kelangkaan ini menimbulkan kesulitan bagi masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari karena sulitnya mendapatkan pasokan BBM.
Antrian panjang terlihat di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU), salah satunya adalah di SPBU Harkat Bersama di kecamatan Melak. Meskipun SPBU tersebut dibuka pada pukul 08.00 Wita, banyak masyarakat yang tidak berhasil mendapatkan BBM karena stok telah habis dan SPBU terpaksa menutup pintunya pada pukul 11.30 Wita.
Heri Wahyudi, petugas SPBU Melak, menjelaskan bahwa pasokan BBM yang disediakan sekitar 16 ton per hari untuk jenis pertalite dan pertamax, serta 8 ton untuk Dexlite dan Bio Solar. Bahkan, selama libur Lebaran, terjadi penambahan kuota antara 30-50 ton per hari. Namun, kelangkaan BBM masih terjadi akibat ulah oknum pengetap yang berulang kali mengisi di SPBU.
Heri menyatakan bahwa pihak SPBU hanya dapat melayani masyarakat, sementara penertiban pengetap BBM menjadi tanggung jawab pemerintah dan aparat keamanan. Dia juga menyoroti kesulitan dalam mengatur antrean, terutama karena pengetap BBM sudah berada di lokasi sejak pagi hari.
Salah satu warga Melak mengeluhkan kesulitan mendapatkan BBM meskipun sudah mengantre sejak pagi. Dia merasa tidak adil karena harus bersaing dengan pengetap yang memprioritaskan diri mereka sendiri.
Keluhan ini menyoroti kompleksitas masalah kelangkaan BBM di Kutai Barat, di mana diperlukan kerjasama antara pemerintah, aparat keamanan, dan pihak terkait untuk menemukan solusi yang adil dan efektif bagi masyarakat.