Gelombang Protes Meningkat, Publik Tolak Revisi UU TNI yang Dinilai Ancam Reformasi

KaltimExpose.com, Jakarta – Sepekan terakhir, aksi penolakan terhadap revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau RUU TNI terus menguat di berbagai daerah. Dari unjuk rasa mahasiswa hingga pernyataan sikap akademisi dan aktivis, desakan untuk menghentikan revisi yang dinilai berpotensi menghidupkan kembali dwifungsi militer semakin keras terdengar.
Publik mengecam proses pembahasan RUU TNI yang dinilai tertutup dan terburu-buru. DPR dan pemerintah disebut berencana mengesahkan revisi ini dalam rapat paripurna hari ini, Kamis (21/3), sebelum masa reses.
Aksi Protes di Sejumlah Daerah
Pada Rabu (20/3), gelombang aksi penolakan terjadi di beberapa kota besar, termasuk Jakarta, Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan Makassar. Di Jakarta, mahasiswa Universitas Trisakti menggelar aksi di depan kompleks parlemen, bahkan sempat menghadang mobil yang membawa Menteri Hukum Supratman Andi Agtas.
Supratman turun dari kendaraan dan menyatakan bahwa perubahan dalam revisi UU TNI hanya sebatas penyesuaian tata bahasa. “Hanya menyesuaikan dari sisi gramatikal saja,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (20/3).
Di Makassar, Aliansi Masyarakat Sipil menggelar aksi di DPRD Sulsel dan Kodam XIV Hasanuddin, menuntut agar DPR dan pemerintah menghentikan pembahasan RUU TNI. “DPR dan pemerintah harus menghentikan pembahasan RUU TNI, tak memiliki urgensi yang jelas,” tegas Koordinator Aksi, Badai.
Seruan serupa juga digaungkan oleh Aliansi Jogja Memanggil yang menggelar demonstrasi di depan Museum TNI AD Dharma Wiratama, Yogyakarta. Humas aksi, Bung Kus, menegaskan bahwa RUU ini harus ditolak karena berpotensi membangkitkan kembali dwifungsi militer yang membatasi ruang demokrasi. “Hari ini kami menyerukan kawan-kawan di kota lain untuk ikut menggagalkan RUU TNI,” ujarnya.
Akademisi Bersikap: Tolak Revisi UU TNI
Selain demonstrasi jalanan, kalangan akademisi juga menyatakan sikap penolakan terhadap revisi UU TNI. Civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar aksi di halaman Gedung Balairung UGM pada Selasa (18/3). Para dosen dan peneliti dari berbagai fakultas menyampaikan pernyataan sikap menolak revisi UU TNI yang dianggap mengancam demokrasi.
“Tidak ada urgensinya membahas perubahan UU TNI, apalagi dilakukan secara tertutup dan tersembunyi di hotel mewah, bukan di rumah rakyat – Gedung DPR,” bunyi pernyataan mereka.
Rektor UII, Fathul Wahid, juga menyerukan agar kampus-kampus dan masyarakat sipil terus bersuara menolak revisi ini hingga dibatalkan. “Suara lantang dari kampus mudah-mudahan disambut oleh masyarakat sipil lainnya,” katanya.
Gelombang Penolakan Berlanjut
Di Solo, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar aksi di depan DPRD Solo, menyampaikan kekhawatiran bahwa revisi UU TNI bisa membuka jalan bagi kembalinya Orde Baru. Presiden BEM UNS, Muhammad Faiz Yuhdi, menegaskan bahwa militer seharusnya tidak memiliki wewenang lebih dalam pemerintahan. “Yang ditakutkan, terjadi Orde Baru jilid 2,” ujarnya.
Sementara itu, di Surabaya, para aktivis yang memperingati Hari Perempuan Internasional juga menyuarakan penolakan revisi UU TNI. Mereka melakukan longmars dari Jalan Basuki Rahmat hingga Gedung Negara Grahadi sambil membentangkan spanduk berisi tuntutan mereka.
Penanggung jawab aksi, Elsa Ardhilia Putri, menegaskan bahwa revisi ini berpotensi membatasi kebebasan sipil dan mempersempit ruang gerak perempuan. “Kita menolak RUU TNI karena militerisme akan mempersempit ruang demokrasi,” katanya.
Massa aksi di berbagai daerah berkomitmen untuk terus mengawal pembahasan RUU TNI agar tidak disahkan tanpa partisipasi publik yang bermakna. Mereka menegaskan bahwa kembalinya dwifungsi militer merupakan ancaman bagi demokrasi dan reformasi yang telah diperjuangkan sejak 1998.
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.