Duel Australia vs Indonesia: Pertemuan Dua Pelatih yang Diragukan

KaltimExpose.com – Duel antara Australia dan Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 bukan sekadar laga biasa. Selain menjadi pertemuan dua negara bertetangga, pertandingan ini juga mempertemukan dua pelatih yang dinilai kurang meyakinkan, Tony Popovic dan Patrick Kluivert.
Media Australia, The Roar, melontarkan kritik pedas terhadap kedua pelatih ini. Dalam artikelnya, mereka menyoroti kelemahan masing-masing pelatih yang dianggap sebagai titik lemah dalam laga yang akan digelar di Sydney Football Stadium pada Kamis (20/3/2025) pukul 20.10 waktu setempat atau 16.10 WIB.
Popovic Dinilai Tak Meyakinkan
Keputusan Football Australia menunjuk Tony Popovic sebagai pelatih utama Socceroos justru menimbulkan pesimisme ketimbang harapan baru. Sejak sukses membawa Western Sydney Wanderers menjuarai Liga Champions Asia 2014, taktik Popovic dinilai semakin tidak meyakinkan.
Dari empat pertandingan di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Australia hanya meraih satu kemenangan, yakni saat mengalahkan China 3-1. Sementara menghadapi Arab Saudi dan Bahrain, Socceroos kesulitan mencetak gol. “Australia memang belum terkalahkan di bawah Popovic, tetapi tiga hasil imbang dari empat laga membuat kredibilitasnya dipertanyakan,” tulis The Roar.
Selain itu, pemanggilan pemain oleh Popovic juga menjadi bahan kritik. Beberapa nama seperti Mohamed Toure, Jack Iredale, Max Balard, dan Nestory Irankunda, yang tengah dalam performa terbaik, justru tak masuk dalam skuad. Sebaliknya, pemain yang tampil kurang maksimal seperti Kusini Yengi dan Dan Arzani tetap dipilih.
Kluivert: Legenda yang Gagal di Kursi Kepelatihan
Sementara itu, Patrick Kluivert yang kini menangani Timnas Indonesia juga tak luput dari kritik. Meski memiliki reputasi gemilang sebagai pemain, karier kepelatihannya dianggap jauh dari kata sukses. Ia sempat menjadi asisten Louis van Gaal saat Belanda meraih peringkat tiga Piala Dunia 2014, tetapi setelah itu kiprahnya sebagai pelatih utama tidak memuaskan.
Kluivert pernah menangani Curacao, namun gagal membawa tim tersebut lolos ke Piala Dunia 2018. Ketika melatih Kamerun di Piala Afrika 2019 bersama Clarence Seedorf, timnya juga tampil mengecewakan dan akhirnya gagal melaju jauh.
Kariernya di level klub pun tak lebih baik. Saat membesut Adana Demirspor di Turki, ia dipecat setelah timnya gagal lolos ke Liga Konferensi Eropa dan mengalami hasil buruk di liga domestik.
Duel Dua Pelatih Medioker?
Bagi The Roar, pertemuan antara Popovic dan Kluivert hanyalah duel dua pelatih dengan rekam jejak yang meragukan. “Ketika dua pelatih dengan reputasi buruk saling berhadapan, apa yang bisa diharapkan?” tulis media tersebut.
Namun, ada satu perbedaan signifikan. Australia, dengan populasi 25 juta jiwa, masih berkembang dalam dunia sepak bola. Sementara itu, Indonesia dengan 280 juta jiwa memiliki budaya sepak bola yang sangat kuat dan fanatik. Hasil buruk bagi Timnas Garuda bisa berdampak lebih besar, baik bagi Kluivert maupun masa depan sepak bola Indonesia.
“The Roar” bahkan menyimpulkan laga ini dengan nada sinis, menyebut pertandingan tersebut sebagai “Yang Buruk, Yang Lebih Buruk, dan Yang Terburuk.” Dengan situasi yang ada, bukan tidak mungkin hasil laga ini akan menentukan nasib salah satu pelatih lebih cepat dari yang diperkirakan.
Artikel ini telah tayang di bolasport.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.