KaltimExpose.com, Sangatta –Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) terus intensif menjalankan berbagai langkah strategis untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayah tersebut. Salah satu upaya yang sedang digencarkan adalah pelatihan terpadu untuk Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang akan dilaksanakan di 18 kecamatan di Kutim. Program ini bertujuan untuk memperkuat peran TPK dalam penurunan stunting dengan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai tugas mereka.
Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, menekankan bahwa pelatihan ini dilakukan di masing-masing kecamatan untuk memastikan TPK dapat memahami sepenuhnya peran mereka dalam penurunan stunting.
“Kedepannya, pelatihan tidak hanya terpusat di kota besar seperti Sangatta atau Balikpapan, melainkan langsung di kecamatan. Hal ini agar TPK dapat lebih memahami tugas dan tanggung jawab mereka,” ujar Achmad dalam pernyataan yang disampaikan kepada Pro Kutim, Rabu (15/1/2025). Dalam kesempatan itu, Achmad didampingi oleh Camat Long Mesangat, Rapichin, serta sejumlah pejabat terkait dari DPPKB Kutim.
Achmad juga menjelaskan bahwa peran TPK sangat vital dalam mengidentifikasi dan memverifikasi keluarga yang berisiko stunting, menggunakan aplikasi elektronik yang telah disiapkan. Menurutnya, data yang akurat sangat penting untuk memastikan upaya penurunan stunting berjalan efektif.
“Jika data yang dimasukkan tidak tepat, maka informasi yang dihasilkan akan menjadi data yang keliru dan tidak mencerminkan kondisi nyata. Itulah mengapa pelatihan ini sangat penting,” jelas Achmad.
Sementara itu, program unggulan DPPKB Kutim, “Jemput Bola Stop Stunting”, mendapat sambutan positif dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). LAN berencana untuk mendampingi DPPKB dalam beberapa kegiatan, termasuk di Kecamatan Batu Ampar, untuk melihat langsung penerapan metode jemput bola yang melibatkan camat dan OPD terkait. Achmad mengungkapkan bahwa LAN juga mendukung pengembangan pedoman teknis yang mendasari pelaksanaan program tanpa biaya tambahan bagi DPPKB.
Pencapaian signifikan juga telah tercatat di bawah kepemimpinan Achmad Junaidi. Dalam waktu tujuh bulan sejak menjabat, angka stunting di Kutim telah menurun dari 16,5 persen menjadi 14 persen.
“Penurunan sebesar 2,5 persen ini merupakan hasil kerja keras dan sinergi dari semua elemen, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten,” tambahnya.
Achmad optimistis angka stunting di Kutim dapat turun hingga 12 persen pada akhir tahun 2025, berkat metode jemput bola yang lebih terstruktur dan kolaborasi erat dengan desa-desa. Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah desa dalam mendukung upaya penurunan stunting, khususnya dengan mengalokasikan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk program ini.
“Jika desa mendukung, angka stunting bisa turun dengan signifikan,” ujar Achmad, menambahkan bahwa sanitasi yang baik di sebagian besar wilayah Kutim juga turut mendukung pengurangan risiko stunting.
Dengan langkah-langkah strategis dan komitmen kuat, DPPKB Kutim yakin bisa menjadikan Kutim sebagai salah satu daerah dengan tingkat keberhasilan tinggi dalam penurunan stunting di Indonesia.
Sumber Prokopim Kutim.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.