Polsek Samarinda Kota Resmi Jadi Cagar Budaya, Ungkap Jejak Polisi Era Kolonial

Bangunan Polsek Samarinda Kota, yang kini berfungsi sebagai markas aparat keamanan, ternyata adalah bangunan tua berarsitektur kolonial yang kokoh berdiri di Jalan Bhayangkara, Kelurahan Bugis. Gedung ini menyimpan kisah panjang sejarah keamanan di Kota Tepian. (TribunKaltim.co/Gre)

KaltimExpose.com, Samarinda –  Bangunan tua yang kini berfungsi sebagai Polsek Samarinda Kota di Jalan Bhayangkara, Kelurahan Bugis, ternyata menyimpan kisah panjang sejarah keamanan di Kota Tepian. Gedung berarsitektur kolonial ini resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Kota, menjadi saksi perjalanan panjang fungsi kepolisian sejak masa Hindia Belanda. Penetapan ini menegaskan pentingnya pelestarian bangunan bersejarah di tengah perkembangan kota modern.

Dilansir dari Tribun Kaltim, penetapan bangunan Polsek Samarinda Kota sebagai cagar budaya dilakukan melalui Surat Keputusan Wali Kota Samarinda Nomor: 432/359/HK-KS/XI/2021 tentang Penetapan Bangunan Kantor Polisi Samarinda (Polresta)/Eks Barak Polisi Zaman Belanda sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Kota.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Barlin Hady Kesuma, mengatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjaga warisan sejarah yang menjadi bagian dari identitas Kota Samarinda.

“Bangunan ini termasuk dalam kategori cagar budaya karena memiliki nilai penting dalam sejarah perkembangan pemerintahan dan sistem keamanan di Samarinda,” ujar Barlin, Kamis (30/10/2025).

Bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 8.325 meter persegi ini memiliki luas bangunan 2.024,4 meter persegi dan terbagi menjadi tiga bagian utama: bangunan depan, bangunan tengah, dan aula. Secara material, struktur gedung didominasi beton, kayu ulin, besi, dan seng. Ciri khas warna krem pada dinding serta atap sirap hitam dan seng merah masih terawat dengan baik hingga kini.

Menurut arsip peta tahun 1930 dan 1941, lokasi tersebut sudah tercatat sebagai Politie Kazerne atau markas polisi Hindia Belanda, berdekatan dengan rumah sakit kolonial (Hospitaal O.B.M). Artinya, kompleks ini telah digunakan sebagai barak polisi sejak awal 1930-an.

“Ini membuktikan bahwa fungsi kepolisian di Samarinda sudah ada sejak masa kolonial,” jelas Barlin.

Bangunan bergaya kolonial ini mempertahankan elemen aslinya. Pondasi setinggi satu meter tersusun dari batu dan beton, disusul dinding bata berplester semen dengan kawat anyam di bagian dalam. Sebagian ruang masih berdinding kayu, dengan tiang utama dari kayu ulin yang menopang struktur beratap sirap dan seng. Ventilasi bertingkat di atap tengah menjadi ciri khas arsitektur kolonial yang menjaga suhu ruangan tetap sejuk secara alami.

Bahkan, sejumlah jendela dan pintu masih menggunakan gerendel besi tua, sistem penguncian khas era Hindia Belanda yang kini jarang ditemukan di bangunan modern. Kondisi ini menunjukkan betapa kuatnya karakter arsitektur kolonial yang masih terpelihara.

Menariknya, kompleks ini juga bersebelahan dengan gedung eks SMAN 1 Samarinda yang dahulu pernah difungsikan sebagai asrama polisi sebelum dialihfungsikan menjadi sekolah pada 1953. Kini, kawasan tersebut digunakan secara terpadu oleh berbagai instansi, termasuk Polsek Samarinda Kota, UPT Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak, serta Puskesmas Kecamatan Samarinda Kota.

Meski mengalami adaptasi fungsi, bentuk arsitektur dan karakter aslinya tetap dipertahankan sesuai prinsip pelestarian cagar budaya. Sebelumnya, bangunan ini merupakan milik Polresta Samarinda hingga sekitar 2010–2011, sebelum hak kepemilikan dialihkan ke Pemerintah Kota Samarinda di bawah pengawasan Disdikbud.

Keberadaan bangunan bersejarah ini menjadi bukti nyata perjalanan panjang institusi keamanan di Samarinda dari masa kolonial hingga kini. Barlin menegaskan bahwa status cagar budaya bukan hanya bentuk pelestarian sejarah, tetapi juga simbol identitas urban yang wajib dijaga.

“Cagar budaya ini bukan sekadar peninggalan fisik, tapi juga simbol kesinambungan sejarah dan identitas masyarakat Samarinda,” tegasnya.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan