Kota Bontang Kembangkan Industri Pengalengan Ikan untuk Pacu Investasi Maritim Rp2,7 Triliun

KaltimExpose.com, Bontang –Pemerintah Kota Bontang terus memperkuat sektor kemaritiman dengan mengembangkan pelabuhan dan industri pengalengan ikan. Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan investasi yang pada 2024 telah mencapai Rp2,7 triliun.
Dilansir dari Antara Kaltim, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, mengungkapkan bahwa realisasi investasi pada 2024 mencapai Rp2,7 triliun. Nilai tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp2,5 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sekitar Rp2 miliar.
Menurut Aspiannur, Pemkot Bontang menargetkan peningkatan investasi pada 2025 dan tahun-tahun berikutnya dengan mengoptimalkan potensi daerah, terutama di sektor kemaritiman. Pihaknya juga berupaya memperluas fokus investasi agar tidak hanya bergantung pada industri kimia yang selama ini mendominasi perekonomian Kota Taman tersebut.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah pengembangan industri pengalengan ikan. Bontang memiliki potensi besar di sektor perikanan dengan hasil tangkapan unggulan seperti cakalang, tongkol, dan tuna. Pengalengan ikan dianggap sebagai bentuk hilirisasi perikanan yang mampu meningkatkan nilai tambah serta memperkuat diversifikasi ekonomi lokal.
Pemkot Bontang juga menggandeng Universitas Mulawarman untuk menyusun kajian teknis dan strategis terkait efisiensi transportasi laut. Kajian tersebut menjadi bagian penting dari upaya mempercepat pengembangan sektor maritim dan membuka peluang investasi baru.
“Pelabuhan yang terintegrasi dengan jaringan logistik nasional akan memperlancar distribusi barang dan meningkatkan daya saing ekonomi. Terlebih, pelabuhan yang didesain secara modern dan efisien. Pelabuhan terintegrasi juga membuka peluang ekspor pelaku usaha lokal, khususnya sektor perikanan dan industri kreatif lain yang sudah berjalan,” ujar Aspiannur.
Ia menambahkan, pengembangan pelabuhan merupakan bagian dari Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) yang nantinya dijadikan acuan penyusunan regulasi investasi maritim yang lebih fleksibel dan adaptif.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur turut melakukan kajian pemetaan potensi investasi maritim di Bontang dengan metode analisis SWOT. Kajian ini bertujuan untuk memetakan kekuatan, peluang, serta tantangan yang dapat mendukung keberlanjutan sektor perikanan dan industri maritim dalam jangka panjang.
“Meski Bontang memiliki bahan baku melimpah dari hasil tangkapan nelayan lokal, kajian untuk keberlanjutan jangka panjang tetap dilakukan agar produksi tetap konsisten dalam puluhan hingga ratusan tahun ke depan,” pungkas Aspiannur.
Dengan dukungan infrastruktur pelabuhan modern, industri pengalengan ikan, dan kebijakan investasi yang kondusif, Bontang berpeluang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi maritim baru di Kalimantan Timur. Sektor ini diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan ekonomi daerah, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pesisir.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.