Ekspor Indonesia Tembus Rp2.220 Triliun, Surplus ke AS Sentuh Rp162 Triliun!

Menteri Perdagangan Budi Santoso. (Foto: Agung Pambudhy/detik.com)

KaltimExpose.com –  Kinerja ekspor Indonesia menunjukkan tren menggembirakan sepanjang semester I tahun 2025. Kementerian Perdagangan mencatat ekspor nasional menembus angka Rp2.220 triliun atau setara US$135,41 miliar. Peningkatan ini turut mendorong surplus perdagangan yang melonjak tajam, dengan lima kata kunci utama yang menjadi sorotan: ekspor Indonesia, surplus perdagangan, Amerika Serikat, pertumbuhan ekspor, dan sektor pertanian.

Dilansir dari Detik.com, ekspor Indonesia pada paruh pertama 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 7,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor tahun ini mencapai US$135,41 miliar atau sekitar Rp2.220 triliun, naik dari tahun lalu yang tercatat sebesar US$125,73 miliar.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa surplus perdagangan turut mengalami kenaikan signifikan, mencapai US$19,48 miliar atau setara Rp319 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan semester pertama tahun 2024 yang hanya sebesar US$15,68 miliar atau Rp257 triliun.

“Tujuan ekspor utama kita masih tetap RRT, kemudian disusul Amerika Serikat, India, Jepang, dan Malaysia. Kemudian kalau kita lihat surplus kita, semester pertama justru yang paling tinggi adalah ke Amerika, sebesar US$9,9 miliar, disusul India, Filipina, Malaysia, dan Vietnam,” jelas Budi dalam konferensi pers pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025, Selasa (5/8/2025).

Amerika Serikat menjadi negara penyumbang surplus terbesar bagi Indonesia, yakni mencapai US$9,9 miliar atau sekitar Rp162,36 triliun. Sementara itu, kawasan ASEAN juga memberikan kontribusi signifikan terhadap surplus Indonesia dengan nilai US$9,5 miliar. Uni Eropa menyusul dengan US$3,7 miliar, dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) menyumbang US$0,007 miliar.

Pertanian Tumbuh Signifikan, Ekspor Kakao dan Rempah Naik Tajam

Secara sektoral, ekspor Indonesia masih didominasi oleh industri pengolahan yang menyumbang 83,81% dari total ekspor. Disusul sektor pertambangan sebesar 13,55%, dan pertanian sebesar 2,64%. Namun, menariknya, sektor pertanian mencatat pertumbuhan ekspor tertinggi mencapai 49,77%.

Sektor industri pengolahan juga tumbuh 16,57%, sementara sektor pertambangan justru mengalami kontraksi hingga 25,21%. Hal ini menunjukkan pergeseran kekuatan ekspor Indonesia yang mulai lebih terdiversifikasi.

Di sisi negara tujuan ekspor, Swiss mencatatkan pertumbuhan ekspor tertinggi hingga 111,2%. Disusul oleh Arab Saudi, Thailand, Bangladesh, dan Singapura. Dari sisi kawasan, Asia Tengah menjadi wilayah dengan pertumbuhan ekspor tertinggi sebesar 92%, diikuti Afrika Barat (57%), Afrika Timur (52%), Amerika Selatan (48%), dan Afrika Selatan (43%).

Beberapa komoditas yang mencatat pertumbuhan ekspor tertinggi antara lain kakao dan olahannya, kopi, teh dan rempah, timah, aluminium, serta berbagai produk kimia. Keberhasilan ini menjadi sinyal positif bahwa ekspor Indonesia tidak lagi hanya bergantung pada sektor tambang, tapi mulai bertumpu pada produk bernilai tambah.

Dengan pencapaian ekspor yang menembus Rp2.220 triliun dan surplus ke Amerika Serikat yang melampaui Rp162 triliun, pemerintah optimistis tren positif ini dapat dijaga dan ditingkatkan melalui penyelesaian berbagai perundingan dagang dengan negara mitra strategis.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan