Musim Panas Memanas! Ini Fakta Alkaline Water & Electrolyte Drink: Tren atau Benar-Benar Sehat?

KaltimExpose.com – Dilansir dari Healthline, tren konsumsi functional water seperti alkaline water dan minuman ber-elektrolit melonjak tajam saat musim panas tiba. Banyak yang mengklaim minuman ini sebagai cara “lebih pintar” untuk menjaga hidrasi tubuh di tengah suhu yang membakar. Namun, benarkah produk-produk ini lebih baik daripada air keran biasa? Atau hanya sekadar gaya hidup mahal tanpa manfaat nyata?
Menurut para ahli kesehatan, kunci hidrasi yang sehat ternyata jauh lebih sederhana — dan lebih ramah di kantong.
Mengapa Hidrasi Penting Saat Musim Panas?
Dr. Blen Tesfu, ahli gizi sekaligus dokter di Welzo, menegaskan bahwa saat suhu udara melonjak, tubuh akan lebih cepat kehilangan cairan dan rentan dehidrasi.
“Menjaga tubuh tetap terhidrasi sangat penting karena memungkinkan tubuh mengatur suhu dengan baik, mendukung energi melalui pencernaan dan penyerapan yang optimal, serta secara tidak langsung membantu fungsi organ,” ujar Tesfu.
Sementara itu, Sotiria Everett, EdD, pakar kesehatan dari Stony Brook Medicine, mengingatkan bahwa risiko penyakit akibat panas seperti heatstroke dan heat exhaustion bisa sangat berbahaya, bahkan mengancam nyawa.
“Hidrasi yang cukup dapat membantu mengurangi kejadian penyakit terkait panas dan sangat penting bagi atlet serta pekerja luar ruangan,” kata Everett.
Apakah Alkaline Water & Electrolyte Drink Benar-Benar Bermanfaat?
Tesfu menjelaskan bahwa alkaline water memiliki pH lebih tinggi dibanding air keran biasa (pH 6,5–8,5). Ada anggapan bahwa air ini dapat menetralkan keasaman berlebih dalam tubuh, tetapi hingga kini belum ada bukti ilmiah kuat yang mendukung klaim tersebut.
Sebaliknya, electrolyte drink memang dapat membantu menggantikan mineral penting yang hilang melalui keringat saat berolahraga atau bekerja di bawah terik matahari.
“Air yang diperkaya elektrolit bisa bermanfaat jika tubuh baru saja kehilangan banyak elektrolit melalui keringat atau aktivitas fisik yang berat,” jelas Tesfu.
Cara Terbaik Menjaga Hidrasi
Meski minuman kekinian itu populer, air keran tetap menjadi pilihan terbaik bagi kebanyakan orang.
“Air keran murah, mudah diakses, dan umumnya sudah mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh untuk tetap terhidrasi,” kata Tesfu.
Everett menambahkan bahwa asupan cairan bisa diperkuat dengan makanan kaya mineral seperti:
- Kalium: pisang, ubi jalar, jeruk
- Natrium: keju, sup (waspada untuk penderita hipertensi)
- Kalsium: susu, yogurt
- Magnesium: kacang-kacangan, biji-bijian
Jika Anda banyak beraktivitas atau berkeringat di musim panas, tambahkan sejumput garam dan perasan jeruk nipis ke dalam air minum untuk meniru manfaat minuman elektrolit.
Apakah Anda Minum Cukup Air?
Pedoman dari National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine (NASEM) menyebutkan:
- Wanita disarankan mengonsumsi 2,7 liter (91 ons) cairan per hari dari makanan dan minuman.
- Pria memerlukan 3,7 liter (125 ons) per hari.
Tesfu menyarankan memantau warna urin sebagai indikator hidrasi: urin bening atau kuning pucat menunjukkan hidrasi cukup, sedangkan warna gelap mengindikasikan tubuh butuh lebih banyak cairan.
Kalau Tidak Suka Air Putih?
Everett menyarankan untuk menambahkan irisan lemon, buah beri, mentimun, atau daun mint agar air terasa lebih menyegarkan. Alternatif lain seperti iced tea cold brew juga bisa menambah rasa sekaligus asupan antioksidan.
“Buah-buahan dan sayuran juga membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi karena mengandung elektrolit, mineral, dan nutrisi sehat lainnya,” tutup Everett.
Intinya, apa pun cara Anda, dengarkan tubuh Anda. Rasa haus adalah sinyal terbaik bahwa tubuh Anda butuh cairan.
Artikel ini telah tayang di healthline.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.