KaltimExpose.com –  Tanaman stevia tak lagi hanya dikenal sebagai pemanis alami rendah kalori, tapi kini mulai dilirik sebagai komoditas herbal berdaya saing tinggi. Potensi besar stevia terungkap dalam forum ilmiah EstCrops_Corner#14 yang digelar oleh Pusat Riset Tanaman Perkebunan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, pada Selasa (20/5).

Dalam acara tersebut, Yuli Widiyastuti, Peneliti Ahli Utama BRIN, memaparkan bahwa stevia memiliki multifungsi dalam dunia kesehatan dan industri. Tidak hanya manis secara rasa, tapi juga “manis” secara peluang bisnis.

“Stevia memiliki banyak manfaat medis yang membuatnya berpotensi tinggi sebagai komoditas obat herbal. Di pasar global, permintaan terhadap stevia terus meningkat, menjadikannya bisnis yang sangat menjanjikan,” ujar Yuli dalam presentasinya, dikutip dari brin.go.id.

Manfaat Kesehatan Stevia yang Diunggulkan

Yuli mengungkapkan bahwa stevia mengandung berbagai senyawa aktif yang menjadikannya berguna untuk kesehatan, seperti:

  • Antibakteri
  • Antivirus
  • Antioksidan
  • Antiinflamasi

Potensi sebagai antikanker dan hepatoprotektif (melindungi hati)

Dengan daftar manfaat seluas itu, tak heran jika manfaat stevia mulai menjangkau produk-produk herbal dan farmasi global.

Tantangan dan Strategi Pascapanen

Namun, potensi besar itu perlu ditopang oleh pengelolaan pascapanen stevia yang optimal. Menurut Yuli, di Indonesia stevia umumnya dijual dalam bentuk simplisia (daun kering). Karena itu, mutu hasil panen sangat ditentukan oleh proses penanganan pascapanen.

“Kegiatan pascapanen lainnya termasuk sortasi, pencucian, pemotongan, pengeringan, pengemasan, penyimpanan, hingga distribusi,” tambahnya.

Tiga tahap utama dalam pascapanen tanaman obat adalah:

  1. Tahap panen: menentukan bagian tanaman, umur, dan metode panen yang tepat.
  2. Proses primer: menghindari kerusakan bahan dan menghasilkan simplisia.
  3. Proses sekunder: mengolah menjadi ekstrak, gum, atau bahan fermentasi lanjutan.

Yuli menekankan bahwa proses ini penting untuk menjaga kualitas bahan baku, memastikan pasokan stabil, serta mengurangi kehilangan nilai ekonomi produk.

Diversifikasi Produk Stevia: Dari Gula hingga Kosmetik

Tidak hanya terbatas pada pemanis, produk berbasis stevia kini semakin beragam. Di antaranya:

  • Ekstrak stevia
  • Teh herbal stevia
  • Tablet atau permen stevia
  • Produk kosmetik seperti sabun dan sampo

Hal ini membuka peluang bagi pelaku usaha lokal untuk masuk ke berbagai segmen pasar, mulai dari kesehatan, pangan, hingga perawatan tubuh.

Strategi Pengembangan Bisnis Stevia

Yuli juga menggarisbawahi beberapa kunci sukses dalam membangun bisnis stevia di Indonesia, antara lain:

  • Observasi pasar yang matang
  • Menentukan jenis produk unggulan
  • Menguasai teknologi produksi
  • Membangun kemitraan dengan pembeli potensial
  • Mengurus legalitas usaha
  • Melakukan branding dan pemasaran secara konsisten

“Peluang usaha stevia sangat beragam, mulai dari penyediaan bibit, budidaya, produksi simplisia dan ekstrak, hingga produk ritel seperti teh, tablet, dan permen stevia,” pungkasnya.

Dengan kombinasi antara manfaat kesehatan, pasar global yang tumbuh, dan tren gaya hidup sehat, pengembangan stevia diyakini bisa menjadi motor ekonomi berbasis inovasi bagi Indonesia. Terlebih dengan meningkatnya kebutuhan substitusi pemanis buatan dan pengurangan impor.

 

Artikel ini telah tayang di brin.go.id.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan