16 Miliar Akun Bocor! Waspadai Serangan Siber Lewat Data Login Apple hingga Google

Gawat! 16 Miliar Password Apple, Facebook, Google, dkk Bocor Foto: Dok. 20Detik (detik.com)

KaltimExpose.com –  Kabar mengejutkan datang dari dunia keamanan siber: sebuah kebocoran data berskala raksasa ditemukan, melibatkan lebih dari 16 miliar kredensial login dari berbagai platform ternama seperti Apple, Facebook, Google, hingga GitHub. Ini menjadi salah satu insiden kebocoran data terbesar sepanjang sejarah digital.

Penemuan ini dilaporkan oleh tim peneliti dari Cybernews, yang mengungkap adanya 30 dataset berbeda berisi data login dalam jumlah besar. Beberapa berisi puluhan juta data, sementara lainnya mencapai miliaran. Hanya satu dari semua kumpulan data tersebut yang pernah dilaporkan sebelumnya, yakni 184 juta akun yang sempat diungkap Wired Magazine pada akhir Mei 2025.

“Ini bukan hanya kebocoran data – ini adalah cetak biru untuk eksploitasi massal. Dengan lebih dari 16 miliar data login terekspos, penjahat siber kini memiliki akses yang tidak pernah ada sebelumnya ke kredensial pribadi yang dapat digunakan untuk mengambil alih akun, mencuri identitas, dan serangan phishing,” ungkap peneliti Cybernews, dikutip dari Forbes, Sabtu (21/6/2025).

Lebih lanjut, Cybernews menyoroti bahwa kebocoran ini bukan sekadar tumpukan data lama yang muncul kembali. Sebaliknya, banyak dari dataset yang ditemukan tergolong baru dan memiliki struktur yang sistematis—menunjukkan kemungkinan kuat bahwa data tersebut memang dipersiapkan untuk eksploitasi siber berskala besar.

“Yang paling mengkhawatirkan adalah struktur dan kebaruan dataset ini – ini bukan hanya data bocor lama yang didaur ulang. Ini adalah intelijen baru yang dapat dijadikan senjata dalam skala besar,” sambung peneliti tersebut.

Meski begitu, tim Cybernews mengakui adanya data duplikat di beberapa dataset, sehingga belum dapat dipastikan secara akurat jumlah akun unik yang terdampak.

Dalam laporan mereka, data bocor sebagian besar berbentuk format sederhana: tautan URL, username, dan password—persis seperti blueprint yang siap digunakan untuk serangan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data ini termasuk infeksi malware seperti infostealer, serangan credential stuffing, hingga penggunaan kembali data dari kebocoran lama.

Data ini berpotensi membuka akses ke hampir semua layanan daring yang umum digunakan, mulai dari Apple, Google, Facebook, Telegram, GitHub, hingga sistem layanan pemerintahan.

Langkah Pencegahan: Jangan Panik, Perkuat Keamanan

Meski terdengar mengerikan, para pengguna internet diimbau untuk tidak panik. Langkah paling penting adalah segera mengganti password, terutama jika menggunakan kata sandi yang sama di berbagai platform.

Aktifkan fitur two-factor authentication (2FA) untuk menambahkan lapisan keamanan ekstra. Pengguna juga disarankan mengecek apakah akun mereka termasuk dalam daftar bocoran melalui layanan seperti Have I Been Pwned.

Jika ditemukan indikasi akun Anda terkena dampak, ganti password dengan kombinasi yang kuat dan unik, jangan pernah lagi menggunakan satu kata sandi untuk semua akun.

Dengan paparan data login sebanyak ini, dunia digital kembali diingatkan akan pentingnya menjaga keamanan identitas online. Tidak cukup hanya mengandalkan sistem keamanan platform, tanggung jawab melindungi akun juga ada di tangan pengguna.

 

Artikel ini telah tayang di detik.com.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan