Studi Ungkap Rokok Perburuk Kanker Pankreas, Begini Mekanismenya

KaltimExpose.com –Sebuah studi terbaru mengungkap mekanisme bagaimana rokok dapat memperburuk kanker pankreas, salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia. Penelitian ini menunjukkan bahwa bahan kimia dalam asap rokok mampu “memprogram ulang” sistem kekebalan tubuh, sehingga tumor lebih mudah tumbuh dan menyebar.
Dilansir dari Healthline, riset yang dipublikasikan di Cancer Discovery pada 4 September 2025 itu menegaskan bahwa temuan ini bisa membuka jalan bagi strategi pengobatan baru, meski masih perlu penelitian lanjutan. Saat ini, kanker pankreas hanya memiliki tingkat harapan hidup lima tahun sekitar 13%.
Rokok dan Kanker Pankreas
Penelitian yang dilakukan tim ilmuwan dari University of Michigan ini melibatkan percobaan laboratorium, model hewan, dan sampel jaringan manusia. Mereka menyoroti senyawa dalam asap rokok bernama aryl hydrocarbon receptor ligands (AhRLs), termasuk di antaranya zat karsinogen berbahaya seperti dioksin.
Pada percobaan, tikus yang dipaparkan asap rokok atau zat TCDD (jenis AhR ligand kuat) mengalami percepatan pertumbuhan tumor pankreas. Efek ini terjadi bukan karena zat rokok merusak sel tumor secara langsung, melainkan karena mengubah respons imun.
Reseptor AhR pada sel CD4+ T teraktivasi, memicu produksi molekul IL-22 dan meningkatkan jumlah T regulatory cells (Tregs). Sel-sel inilah yang justru menghambat sel CD8+ T, padahal sel tersebut berfungsi melawan kanker. Akibatnya, sistem imun melemah dalam menghadapi tumor.
Tak hanya itu, TCDD juga mendorong perubahan awal pada jaringan pankreas yang bisa berkembang menjadi kanker. Analisis pada jaringan pankreas manusia menunjukkan pola serupa, di mana perokok memiliki aktivasi AhR lebih tinggi dan jumlah Tregs lebih banyak.
Potensi Terapi Baru
Para peneliti menilai bahwa temuan ini dapat menjadi dasar pengembangan terapi dengan menargetkan aktivasi AhR atau mengurangi efek Tregs, sehingga sistem imun bisa kembali optimal melawan kanker.
Meski begitu, Asfar Azmi, PhD, Direktur Pancreatic Cancer Research Initiative di Barbara Ann Karmanos Cancer Institute, menekankan pentingnya kehati-hatian.
“Meskipun riset ini langkah penting, sebagian besar buktinya masih berasal dari laboratorium, hewan percobaan, dan jaringan manusia. Itu artinya, temuan ini menunjukkan mekanisme, bukan kepastian bahwa setiap perokok pasti akan terkena kanker pankreas,” ujarnya.
Pesan Dokter: Berhenti Merokok Turunkan Risiko
Menurut Najeeb Al Hallak, MD, MS, onkologis di Barbara Ann Karmanos Cancer Institute, pesan dari studi ini jelas: berhenti merokok adalah langkah paling penting untuk menurunkan risiko kanker pankreas.
“Bahkan mengurangi paparan membantu, tapi manfaat terbesar datang dari berhenti total,” kata Hallak. Ia juga mengingatkan bahwa berhenti merokok bukan hanya menekan risiko kanker, tetapi juga penyakit jantung dan paru-paru.
Hallak menyarankan perokok untuk:
- Berkonsultasi dengan dokter terkait terapi pengganti nikotin (permen karet, patch, atau obat pereda keinginan merokok).
- Mengikuti konseling, support group, atau layanan quitline (misalnya 1-800-QUIT-NOW) yang bisa melipatgandakan peluang sukses.
- Mengantisipasi pemicu, seperti mengganti kebiasaan merokok setelah makan dengan aktivitas sehat lain.
- Tidak menyerah jika gagal, karena setiap upaya meningkatkan peluang berhenti total di kemudian hari.
“Berhenti merokok memang sulit, tapi ribuan orang berhasil setiap hari. Setiap percobaan adalah langkah maju,” tegasnya.
Update
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.” target=”blank”>Berita Kaltim
gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.