KaltimExpose.com –  Setiap orang memiliki cara berbeda dalam menghadapi stres dan emosi yang menantang. Namun, tidak semua strategi yang kita gunakan untuk mengelola perasaan tersebut bersifat membantu. Salah satu pola yang kerap muncul tanpa disadari adalah psychological projection atau proyeksi psikologis.

Dilansir dari everydayhealth, Meski umum terjadi, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka melakukannya. Dengan memahami tanda-tandanya—baik pada diri sendiri maupun orang terdekat—kita dapat memperbaiki pola komunikasi sekaligus melindungi diri dari dampak negatifnya.

Apa Itu Psychological Projection?

Menurut American Psychological Association (APA), proyeksi merupakan mekanisme pertahanan diri yang terjadi secara tidak sadar. Proyeksi muncul ketika seseorang mengatribusikan pikiran, emosi, atau dorongan yang tidak nyaman dari dirinya kepada orang lain.

Kelsey M. Latimer, PhD, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa proyeksi terjadi saat seseorang menempatkan perasaan yang enggan ia akui—misalnya rasa iri, marah, atau takut—ke dalam diri orang lain. Dengan kata lain, proyeksi lebih banyak berbicara tentang kondisi internal orang yang memproyeksikan, bukan tentang orang yang menjadi sasaran.

Joel Frank, PsyD, psikolog klinis dan neuropsikolog, memberi contoh: seseorang yang cemas tentang performanya di tempat kerja bisa saja menjadi sangat kritis terhadap rekan sendiri. Kritik itu menjadi cara untuk menenangkan rasa tidak aman dalam dirinya.

Mengapa Proyeksi Terjadi?

Proyeksi berfungsi sebagai cara untuk menjauhkan diri dari emosi yang tidak nyaman atau sulit diterima. Dr. Latimer menyebut hal ini bisa terjadi ketika seseorang melihat bagian dari dirinya pada orang lain—bagian yang sebenarnya tidak ia sukai.

Penelitian juga mengaitkan proyeksi dengan rasa tidak cukup, kerentanan terhadap kritik, serta harga diri yang rendah. Ketika tekanan internal semakin besar, seseorang mungkin tidak mampu lagi mengelola emosinya sehingga ia memindahkan beban tersebut ke orang lain.

Tanda-Tanda Psychological Projection

Menurut Dr. Frank, setiap orang bisa menunjukkan tanda proyeksi yang berbeda. Namun, ada beberapa pola umum yang sering terlihat:

1. Terlalu Banyak Mengkritik

Orang yang mudah mengomentari kekurangan atau kesalahan orang lain mungkin sedang mencoba menenangkan ketidakamanan dalam dirinya sendiri.

2. Melontarkan Tuduhan Tanpa Dasar

Tuduhan yang muncul tiba-tiba—misalnya menuduh pasangan berselingkuh—sering kali mengindikasikan perilaku atau pikiran yang sebenarnya ada pada diri penuduh.

3. Bersikap Defensif

Karena dilakukan secara tidak sadar, orang yang memproyeksikan sering menyangkal perilakunya. Mereka bisa mempertanyakan motif lawan bicara dan menolak bertanggung jawab.

Jika dilakukan terlalu sering, proyeksi dapat memicu konflik dan hubungan yang tidak sehat.

Kaitan Proyeksi dengan Kesehatan Mental

Beberapa riset mengaitkan penggunaan mekanisme pertahanan diri berlebihan, termasuk proyeksi, dengan kondisi seperti depresi, kecemasan, serta ciri-ciri kepribadian narsistik, borderline, dan antisosial.

Leslie Dobson, PsyD, menekankan bahwa proyeksi yang kuat dapat membuat seseorang kehilangan koneksi dengan diri sendiri dan dengan realitas hubungan interpersonal.

Jika Anda Menyadari Diri Sendiri Memproyeksikan

Menghentikan proyeksi sangat mungkin dilakukan, tetapi membutuhkan kesadaran diri. Proses ini biasanya dibantu lewat konseling atau terapi.

Beberapa langkah awal yang dianjurkan:

  • mengenali emosi yang muncul sebelum bereaksi,
  • menerima umpan balik dari orang terpercaya,
  • memeriksa kembali apakah reaksi Anda benar-benar tentang situasi saat itu, bukan tentang ketidaknyamanan pribadi.

Terapi dapat membantu Anda mengembangkan cara yang lebih sehat untuk mengelola emosi.

Jika Anda Menjadi Sasaran Proyeksi

Dr. Frank menyarankan untuk mengingat bahwa tuduhan atau kritik tersebut bukan tentang Anda. Membangun komunikasi terbuka dapat membantu menjelaskan situasi dan mengurangi kesalahpahaman.

Dr. Dobson menyarankan untuk menyampaikan batasan secara tegas, misalnya:
“Saya memahami apa yang Anda rasakan, tetapi perasaan itu tidak berkaitan dengan saya. Anda mungkin perlu memberi waktu untuk memahami emosi tersebut.”

Yang terpenting, jangan menyerap atau memvalidasi klaim yang tidak berdasar. Menjaga komunikasi dan batasan pribadi sangat penting.

Dukungan dan Sumber Bantuan

Jika proyeksi dari orang lain membuat Anda tertekan, terdapat berbagai organisasi yang menyediakan dukungan:

1. National Domestic Violence Hotline

Layanan dukungan 24/7 bagi penyintas kekerasan domestik dengan konselor terlatih.

2. Narcissistic Abuse Survivors

Komunitas yang memberikan dukungan bagi korban hubungan yang abusif secara emosional dan psikologis.

3. National Education Alliance for Borderline Personality Disorder (NEABPD)

Lembaga edukasi dan advokasi untuk meningkatkan pemahaman publik tentang BPD dan menyediakan panduan bagi keluarga.

Aplikasi Terapi Rekomendasi — BetterHelp

Platform terapi daring yang menyediakan sesi mingguan dan fitur jurnal untuk membantu pengembangan diri.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan