Polisi Bebaskan 18 Mahasiswa Unmul, 4 Masih Ditahan Terkait 27 Bom Molotov Jelang Demo DPRD Kaltim

Polresta Samarinda menggelar konferensi pers terkait pengungkapan kasus pembuatan bom molotov (Tribunkaltim.co)

KaltimExpose.com, Samarinda –  Sebanyak 18 dari 22 mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda dibebaskan setelah diperiksa terkait temuan 27 bom molotov jelang aksi 1 September di DPRD Kaltim. Namun, 4 orang lainnya masih ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut.

Polresta Samarinda memastikan 18 mahasiswa yang sebelumnya diamankan dalam operasi senyap, Senin (1/9/2025) dini hari, telah dipulangkan. Mereka terbukti tidak terlibat dalam perakitan 27 bom molotov yang diduga akan digunakan saat aksi demonstrasi di DPRD Kaltim.

Dilansir dari Tribun Kaltim, ke-18 mahasiswa ini dikembalikan ke pihak keluarga dan perwakilan fakultas sekitar pukul 14.45 WITA usai menjalani pemeriksaan intensif selama 24 jam. Sementara itu, empat mahasiswa lain berinisial MZ alias F, WH alias R, MAG alias A, dan AF alias F masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Tim Koalisi Advokat Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Samarinda, Muhammad Irfan Gahazi, membenarkan informasi tersebut.
“Hasil pemeriksaan untuk 18 mahasiswa ini, tidak terlibat. Mereka memang hanya berada di sekitar TKP (FKIP Universitas Mulawarman),” jelas Irfan.

Meski demikian, Irfan mengungkapkan bahwa empat mahasiswa yang masih diperiksa telah mengakui perannya dalam perakitan bom molotov.
“Sudah ketemu langsung, mereka bilang memang merakit itu. Tetapi, ini masih dalam pemeriksaan, belum ada penetapan (tersangka). Mudahan, prosesnya dilakukan setransparan mungkin, dengan mengutamakan prinsip keadilan,” ujarnya.

Kasat Reskrim Polresta Samarinda, AKP Agus Setyawan, juga mengonfirmasi pemulangan 18 mahasiswa karena tidak ada bukti keterlibatan. “Kami telah pemeriksaan secara mendalam, 18 ini tidak terlibat, makanya kami pulangkan. Mereka juga langsung dijemput pihak fakultas, sedangkan empat lainnya masih dalam penyelidikan,” ungkapnya.

Sebelumnya, kepolisian mengamankan 22 mahasiswa dalam operasi senyap di kawasan FKIP Unmul, Jalan Banggeris, Samarinda, sekitar pukul 01.00 WITA. Dari lokasi, petugas menyita 27 bom molotov yang sudah dirakit, jeriken berisi BBM jenis Pertalite, potongan kain, serta papan bergambar logo Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar menjelaskan bahwa empat orang tersebut diduga menjadi peracik utama bahan peledak.
“Untuk peran ini ada yang mengantarkan bahan baku mulai dari jerigen, botol, dan kain. Kemudian ada yang meracik, memotong kain, memasukkan ke botol, hingga memastikan bom bisa digunakan. Setelah dibuat, bom disimpan di gedung FKIP Unmul,” ujarnya.

Hendri menambahkan, pihaknya masih mendalami keterlibatan pihak lain, termasuk sosok yang disebut-sebut sebagai aktor intelektual di balik perakitan ini. “Intinya, penyidikan akan kami jalankan secara transparan,” tegasnya.

Klarifikasi Universitas Mulawarman

Pihak kampus turut mengklarifikasi temuan papan bergambar logo PKI. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul, Prof. Moh Bahzar, menjelaskan bahwa lukisan tersebut dibuat dalam rangka pembelajaran sejarah, bukan untuk kepentingan politik.
“Kebetulan saat polisi datang, mereka sedang melukis simbol-simbol partai lama di ruang Himpunan Mahasiswa Sejarah. Jadi, ini murni untuk pembelajaran,” jelas Bahzar.

Ia juga menyayangkan jika ada mahasiswa yang terlibat dalam perakitan bom molotov. “Kami sudah tiga kali mengingatkan agar aksi mahasiswa bersifat damai dan humanis. Namun, ternyata di luar perkiraan kami,” tambahnya.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan