Penelitian Baru: Pola Tidur Buruk Terkait dengan Risiko 172 Penyakit Serius, Termasuk Diabetes dan Demensia

Para peneliti telah menemukan hubungan antara kualitas tidur dan risiko penyakit pada banyak kondisi kronis. Catherine Falls Commercial/Getty Images (medicalnewstoday.com)

KaltimExpose.com –Kurang tidur bukan hanya soal lelah—penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pola tidur yang buruk, termasuk jam tidur yang tidak teratur, berkaitan dengan peningkatan risiko terhadap 172 jenis penyakit. Pola tidur, tidur berkualitas, risiko penyakit, diabetes tipe 2, dan demensia menjadi fokus utama dalam temuan ilmiah terbaru ini.

Dilansir dari Medical News Today, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Health Data Science ini dipimpin oleh Qing Chen, PhD, dari Third Military Medical University di China. Chen dan timnya menganalisis data lebih dari 88.000 orang dewasa dari database UK Biobank dengan masa tindak lanjut rata-rata 7 tahun.

Hasilnya mengejutkan: sebanyak 172 penyakit dikaitkan dengan pola tidur buruk, termasuk waktu tidur yang tidak konsisten dan ritme sirkadian yang terganggu. Dari jumlah tersebut, 92 penyakit memiliki lebih dari 20% risikonya yang dapat ditelusuri ke kebiasaan tidur yang tidak sehat, termasuk demensia, hipertensi, Parkinson, diabetes tipe 2, dan gagal ginjal akut.

Bahkan, risiko untuk 42 penyakit tercatat meningkat dua kali lipat, termasuk gangguan degeneratif, gangren, fibrosis, dan sirosis hati.

“Kita perlu mempertimbangkan keteraturan (ritme) tidur, atau sejumlah penyakit bisa muncul, bahkan jika durasi tidur sudah cukup.” jelas Qing Chen.

Tidur Tidak Cukup Bukan Satu-Satunya Masalah

Penelitian ini tidak serta-merta menyatakan bahwa kurang tidur menyebabkan penyakit-penyakit tersebut. Matthew Scharf, MD, PhD, direktur medis tidur di Hackensack Meridian Health yang tidak terlibat dalam studi ini, menyebut temuan ini memperkuat bukti bahwa tidur berperan besar dalam kesehatan.

“Kekuatan studi ini terletak pada penggunaan data objektif dan ukuran sampel yang sangat besar. Namun, studi ini hanya menunjukkan keterkaitan, bukan penyebab langsung,” katanya.

Scharf menekankan bahwa tidur merupakan perilaku yang bisa dimodifikasi untuk meningkatkan kesehatan dan usia panjang. Ia menyarankan penelitian lanjutan untuk mengevaluasi apakah intervensi spesifik—seperti memperbaiki jadwal tidur—dapat meningkatkan kualitas hidup, terutama pada pasien dengan penyakit tertentu seperti Parkinson.

Irama Tidur Lebih Penting dari Durasi

Dr. Daniel Truong, neurolog dari MemorialCare Orange Coast Medical Center, menyatakan bahwa studi ini memberikan pemahaman baru: tidur yang konsisten secara waktu lebih penting daripada durasinya.

“Saya sangat terkesan dengan betapa pentingnya peran ritme tidur dalam studi ini—seolah mendefinisikan ulang arti tidur yang berkualitas,” ujarnya.
“Ini menunjukkan bahwa intervensi perilaku yang menekankan pada konsistensi dan waktu tidur dapat memberikan manfaat kesehatan lebih dari sekadar mengejar jumlah jam tidur.”

Truong juga menambahkan bahwa tidur memengaruhi hampir seluruh sistem tubuh, seperti sistem imun, endokrin, kardiovaskular, hingga neurologis, dan masih sering dianggap remeh dalam dunia medis.

Kurang Tidur Sering Jadi Gejala Masalah Lebih Besar

Katie S. McCullar, PhD, dari Harvard Medical School, menegaskan bahwa tidur yang buruk sering kali bukan masalah tunggal, tetapi indikator adanya gangguan kesehatan lain yang mendasari.

“Kurang tidur jarang menjadi masalah yang berdiri sendiri, melainkan tanda atau faktor yang memperburuk berbagai kondisi kronis,” jelasnya.

Ia menyambut baik semakin banyaknya bukti ilmiah yang menekankan pentingnya kualitas dan durasi tidur sebagai dasar kesehatan holistik. McCullar juga menekankan perlunya integrasi sleep health ke dalam model perawatan preventif dan gaya hidup sehat.

Tips untuk Tidur Lebih Sehat

Jika Anda termasuk orang yang mengalami kesulitan tidur, Anda tidak sendiri. Data menunjukkan sekitar 10% orang di dunia mengalami insomnia kronis, dan sekitar 20% mengalami gejala insomnia sesekali.

Dr. Jimmy Johannes, spesialis paru dari MemorialCare Long Beach Medical Center, menyarankan beberapa cara sederhana untuk meningkatkan kualitas tidur:

  • Tetapkan jam tidur yang konsisten setiap malam
  • Pastikan kamar tidur sejuk, gelap, dan sunyi
  • Paparkan diri pada cahaya matahari di pagi hari
  • Redupkan lampu saat menjelang tidur

“Bicaralah dengan dokter jika Anda mengalami kesulitan tidur yang persisten, sering terbangun di malam hari, mendengkur keras atau terengah-engah saat tidur, bangun dalam kondisi lelah, atau mengalami kantuk berlebihan di siang hari. Kondisi ini bisa menjadi tanda gangguan tidur seperti sleep apnea atau gangguan suasana hati.” sarannya.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan