KaltimExpose.com, Penajam – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menunjukkan komitmen kuat dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah. Upaya ini terlihat dari penurunan signifikan dalam prevalensi stunting sepanjang tahun 2023, yang mencapai 22,9 persen berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), turun satu persen dari 23,9 persen di tahun sebelumnya.
Sekretaris Daerah Kaltim, Sri Wahyuni, dalam kunjungan kerja bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, di Kelurahan Sotek, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), menyampaikan bahwa pencatatan dari e-PPGBM menunjukkan penurunan yang lebih signifikan lagi. Pada Desember 2023, angka stunting berhasil ditekan hingga 18,3 persen, dan pada Juni 2024, angka tersebut turun menjadi 14,5 persen.
“Meskipun penurunan stunting adalah kewenangan tingkat kabupaten/kota, Pemprov Kaltim terus melakukan intervensi aktif untuk mempercepat penurunan angka stunting sesuai target nasional. Kami telah menyiapkan bantuan keuangan sebesar Rp 75 juta per desa untuk mendukung intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam penanganan stunting,” ujar Sri Wahyuni.
Salah satu contoh keberhasilan di tingkat kabupaten adalah di Kutai Kartanegara (Kukar), di mana angka stunting turun drastis dari 27,1 persen pada tahun 2022 menjadi 17,6 persen pada tahun 2023. Pemprov Kaltim berharap kabupaten/kota lain dapat meniru inovasi yang dilakukan di Kukar, seperti pengaktifan Posyandu dan pemberian bantuan operasional untuk kader pendamping.
Sri Wahyuni juga menekankan pentingnya kreativitas dalam penanganan stunting. “Posyandu sebaiknya tidak hanya menjadi tempat pengukuran atau penimbangan balita, tetapi juga menjadi pusat kegiatan yang menarik, seperti perayaan ulang tahun balita, yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat,” tambahnya.
Koordinator Program Manager (KPM) Satgas Stunting Kaltim, Masdar John, menambahkan bahwa meskipun angka prevalensi stunting di Kaltim masih di atas rata-rata nasional, upaya keras terus dilakukan untuk menurunkannya. Target yang diharapkan pada tahun 2024 adalah mencapai 12,8 persen, meskipun Bappenas telah merevisi target menjadi 21,3 persen.
“Untuk mencapai target ini, diperlukan sinergitas, kolaborasi, dan pendekatan pentahelix yang melibatkan semua pihak terkait,” pungkas Masdar John.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.