Meta Terancam Diblokir Iran: Warga Diminta Hapus WhatsApp & Instagram

KaltimExpose.com –ÂKetegangan geopolitik antara Iran dan Israel kini berdampak langsung pada layanan digital global. Meta, induk perusahaan WhatsApp dan Instagram, menyatakan kekhawatirannya terhadap kemungkinan pemblokiran aplikasi mereka di Iran, menyusul seruan media pemerintah negara itu yang meminta masyarakat menghapus WhatsApp dan Instagram dari perangkat mereka.
Menurut laporan CBS News, jaringan televisi dan radio pemerintah Iran menuding beberapa aplikasi populer, termasuk WhatsApp, Instagram, dan Telegram, sebagai alat intelijen Israel untuk mengidentifikasi dan menargetkan individu. Akibat tudingan tersebut, otoritas Iran memperingatkan warganya untuk berhenti menggunakan aplikasi-aplikasi berbasis lokasi dan pesan instan tersebut.
Meta langsung merespons pernyataan itu dengan nada serius. Dalam keterangan resminya, juru bicara Meta menegaskan bahwa layanan pesan WhatsApp mengutamakan keamanan dan privasi pengguna.
“Kami khawatir laporan ini akan menjadi alasan pemblokiran layanan kami di saat orang-orang sangat membutuhkannya. Semua pesan yang Anda kirim ke keluarga dan teman di WhatsApp dienkripsi secara menyeluruh, artinya tidak seorang pun kecuali pengirim dan penerima yang memiliki akses ke pesan tersebut, bahkan WhatsApp,” tegas juru bicara Meta.
Ia juga menambahkan bahwa Meta tidak melacak lokasi pengguna atau menyimpan data komunikasi pribadi.
“Kami tidak melacak pesan pribadi yang dikirim orang satu sama lain. Kami tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun. Selama lebih dari satu dekade, Meta telah memberikan laporan transparansi yang konsisten yang mencakup keadaan terbatas saat informasi WhatsApp diminta,” tambahnya.
Kekhawatiran Meta muncul seiring dengan menurunnya akses internet di Iran. Menurut kelompok pemantau NetBlocks, terjadi penurunan drastis hingga 75 persen pada Selasa (17/6). Penurunan itu dinilai sebagai imbas dari meningkatnya konflik antara Iran dan Israel, serta adanya potensi pembatasan informasi publik oleh pemerintah Iran.
Konflik bersenjata kedua negara ini kian panas sejak Israel meluncurkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran, menargetkan ilmuwan serta komandan militer senior pada Jumat (13/6). Iran merespons dengan puluhan rudal balistik. Dalam hitungan hari, saling serang telah menelan korban jiwa: 224 orang dilaporkan tewas di Iran, sementara di pihak Israel puluhan lainnya menjadi korban, baik meninggal maupun luka-luka.
Meski WhatsApp dikenal dengan sistem enkripsi end-to-end, bukan berarti aplikasi ini sepenuhnya kebal dari ancaman. Pada 2019, terjadi skandal besar ketika perangkat lunak Pegasus milik NSO Group asal Israel berhasil meretas 1.400 pengguna WhatsApp, termasuk jurnalis dan aktivis.
Akibat kasus tersebut, bulan lalu NSO Group dijatuhi hukuman untuk membayar ganti rugi sebesar USD 167 juta kepada WhatsApp. Pegasus diketahui dapat dipasang dari jarak jauh untuk mengakses kamera, mikrofon, hingga lokasi GPS pada perangkat target.
Meta sendiri telah berulang kali menghadapi tantangan dari negara-negara dengan tingkat sensor digital tinggi, termasuk Iran. Saat konflik meningkat, layanan komunikasi global seperti WhatsApp dan Instagram menjadi alat vital bagi masyarakat untuk tetap terhubung dan memperoleh informasi.
Namun dengan adanya seruan pemerintah Iran untuk menghapus aplikasi-aplikasi tersebut, kekhawatiran Meta soal hilangnya akses pengguna Iran menjadi makin nyata.
Artikel ini telah tayang di detik.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.