Lokakarya ECA Kutim: Perkuat Kolaborasi Multipihak untuk Lanskap Berkelanjutan

KaltimExpose.com, Sangatta – Lokakarya Effective Collaborative Action (ECA) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi multipihak dalam mewujudkan praktik lanskap berkelanjutan. Acara ini melibatkan pemerintah, mitra pembangunan, dan sektor swasta demi mendukung transformasi hijau di daerah.
Dilansir dari Prokopim Kutim, lokakarya Effective Collaborative Action (ECA) digelar pada Rabu (10/9/2025) di Pelangi Room Hotel Royal Victoria, Kutim. Kegiatan ini dihadiri Wakil Bupati Kutim Mahyunadi, Ketua Harian Forum Multipihak Pembangunan Berkelanjutan Kutim (Formika) Abdul Kadir, perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Syauqi Ahmada, serta Sustainable Landscape Program Indonesia (SLPI) Officer UNDP Indonesia Paramita Mentari Kesuma bersama sejumlah mitra pembangunan.
Lokakarya ini diinisiasi oleh Sustainable Landscape Program Indonesia (SLPI), program kerja sama Pemerintah Indonesia dan Swiss yang mendapat dukungan State Secretariat for Economic Affairs (SECO). UNDP Indonesia sebagai pelaksana program memfasilitasi jalannya kegiatan bersama SUSTAIN Kutim, konsorsium yang beranggotakan GIZ Indonesia dan ASEAN, Proforest, serta Tanah Air Lestari.
Abdul Kadir, Ketua Harian Formika, menegaskan pentingnya forum ini untuk memperkuat arah pembangunan berkelanjutan di Kutim.
“Workshop ini bertujuan untuk mengingatkan kembali target besar Kutim, komitmen berkelanjutan Kutim yang menganalisa bagaimana sejauh ini kita bekerja bersama. Saya percaya Kutim bisa menjadi teladan kolaborasi dan bekerja,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Syauqi Ahmada, Analis Kebijakan Muda Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang menekankan nilai sinergi multipihak di Kutim.
“Kutim telah membangun forum menyatukan beragam pemangku kepentingan untuk bersama-sama meningkatkan nilai tambah komoditas unggulan, terutama sawit, dan menjalankan praktik lanskap berkelanjutan untuk menjaga lingkungan. Kunjungan ini memberikan kesempatan bagi kami untuk memahami bagaimana model kolaborasi yang memajukan praktik lanskap berkelanjutan seperti ini bisa diterapkan di tempat lain,” jelasnya.
Inisiatif kolaboratif ini sejalan dengan implementasi Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD KSB) yang mendukung strategi transformasi ekonomi hijau di Kalimantan Timur. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan langkah nyata dalam mengurangi deforestasi, meningkatkan produktivitas, serta memperkuat kapasitas petani swadaya.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Kutim Mahyunadi menekankan pentingnya lokakarya sebagai wadah untuk merumuskan solusi bersama.
“Lokakarya kolaboratif ini menyediakan platform bagi pemerintah, perusahaan, koperasi, dan masyarakat untuk mengembangkan solusi bersama,” tegasnya.
Lebih lanjut, Mahyunadi optimistis forum ini dapat menjadi model kerja sama multipihak yang efektif.
“Kami yakin lokakarya ini bisa menjadi model sinkronisasi kolaborasi yang memperkuat kapasitas masyarakat, khususnya petani sawit swadaya, dan memastikan keberlanjutan pertanian sambil mendukung transformasi hijau Kabupaten Kutim terutama melalui Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan,” pungkasnya.
Forum Multipihak Pembangunan Berkelanjutan Kutim (Formika) kini berperan strategis sebagai wadah kolaborasi lintas sektor. Dengan keterlibatan aktif pemerintah, swasta, dan masyarakat, kegiatan ini diharapkan memperkuat komitmen daerah dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.