KaltimExpose.com, Samarinda – Kurban 2025 di Kalimantan Timur bakal tampil beda. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim mempersiapkan penyembelihan hewan kurban dengan standar yang lebih tinggi melalui bantuan alat kurban dan edukasi teknis langsung di lapangan. Program ini menyasar peningkatan kualitas penyembelihan hewan agar lebih higienis, sesuai syariat, dan berpihak pada kesejahteraan hewan.
Tahun ini, DPKH membagikan bantuan alat kurban ke berbagai masjid di Samarinda, Paser, dan Bontang. Bantuan itu bukan cuma sebatas pisau sembelih atau alat potong. Masjid-masjid yang pernah mengajukan permohonan sebelumnya bahkan mendapat mesin pencacah daging hingga alat peremuk tulang.
Namun, Kepala DPKH Kaltim, Fahmi Himawan, menegaskan bahwa bantuan ini punya nilai lebih dari sekadar perlengkapan fisik.
“Bantuan ini tidak sekadar alat. Kami ingin memastikan proses penyembelihan dilakukan dengan benar, higienis, dan memperhatikan kesejahteraan hewan,” ujar Fahmi dalam podcast Ngobrol Pintar dan Inspiratif garapan Diskominfo Kaltim, Kamis (29/5/2025), dikutip dari Diskominfo Kaltim.
Tak hanya membagikan alat, tim DPKH juga turun langsung ke lapangan, mendatangi masjid-masjid dan memberikan pembekalan kepada panitia kurban. Edukasi yang diberikan mencakup cara memperlakukan hewan sebelum disembelih, pemisahan zona potong dan zona pencacahan, hingga pentingnya sanitasi selama proses kurban berlangsung.
“Hewan yang stres sebelum disembelih dapat menghasilkan daging berkualitas buruk. Oleh karena itu, masjid-masjid diimbau untuk menempatkan hewan kurban di tempat teduh, tidak diikat terlalu kencang, serta dijauhkan dari lokasi penyembelihan agar tidak melihat proses tersebut,” paparnya lebih lanjut.
Tak kalah penting, DPKH juga memfasilitasi koneksi antara masjid dan peternak lokal, khususnya dari Perusahaan Daerah Kalimantan Timur (PDKT). Langkah ini diambil untuk membangun ekosistem kurban berkelanjutan yang saling menguntungkan—baik bagi konsumen maupun pelaku usaha ternak lokal.
“Kita ingin ekosistemnya berjalan. Bantuan tidak hanya berhenti di alat, tapi juga mendukung peternak dan kelompok tani,” jelas Fahmi.
Yang menarik, pendekatan edukatif tahun ini dilakukan secara langsung di masjid-masjid alih-alih digelar di hotel atau aula seperti biasanya. DPKH menilai pendekatan ini lebih efektif dan hemat biaya. Tahun lalu, mereka juga sempat menyalurkan alat pelindung diri (APD) lengkap bagi para juru sembelih halal (juleha), menandai keseriusan DPKH dalam menjaga standar keamanan dan syariat dalam kurban.
Fahmi menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa semua inisiatif ini dilakukan demi memastikan proses kurban yang sah secara agama, sehat secara teknis, dan berkualitas secara hasil untuk seluruh masyarakat Kalimantan Timur.
Artikel ini telah tayang di Portal Kaltim.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.