Investor China Ramai-ramai Serbu Indonesia, Imbas Tarif Balasan Trump

Ilustrasi: Lokasi pabrik senilai Rp 10 triliun yang bakal dibangun investor China di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur Foto: Dok. Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) (detik.com)

KaltimExpose.com –Investor China semakin melirik Indonesia setelah kebijakan tarif balasan Trump terhadap produk asal Negeri Tirai Bambu membuat biaya masuk ke Amerika Serikat (AS) melonjak. Dengan bea masuk produk Indonesia yang jauh lebih rendah, ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini menjadi tujuan baru investasi asing, termasuk di sektor manufaktur dan lahan industri.

Dilansir dari Detik Finance, kebijakan tarif balasan Presiden AS Donald Trump justru menguntungkan Indonesia. Barang-barang asal Indonesia hanya dikenakan tarif impor 19%, sama dengan Malaysia, Filipina, dan Thailand, serta sedikit di bawah Vietnam yang sebesar 20%. Sebaliknya, produk asal China dikenakan tarif lebih dari 30%. Kondisi ini membuat banyak perusahaan Tiongkok mengalihkan investasi mereka ke Indonesia.

Pendiri konsultan lahan industri di Jakarta, Gao Xiaoyu, mengungkapkan dirinya kewalahan menerima permintaan dari perusahaan asal Tiongkok yang ingin membuka atau memperluas operasi di Indonesia. “Kami cukup sibuk akhir-akhir ini. Kami rapat dari pagi hingga malam,” ujar Gao, yang juga mendirikan PT Yard Zeal Indonesia.

Indonesia sendiri menjadi daya tarik karena selain tarif rendah, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 mencapai 5,12%, lebih tinggi dari perkiraan. Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, pasar konsumen Indonesia juga dinilai jauh lebih menjanjikan dibanding negara tetangga.

Menurut Gao, minat investor Tiongkok mendorong lonjakan harga lahan industri dan gudang hingga 15–25% year-on-year pada kuartal I 2025—kenaikan tercepat dalam dua dekade. Zhang Chao, produsen lampu depan sepeda motor asal China yang sudah beroperasi di Indonesia, menegaskan, “Jika Anda dapat membangun bisnis yang kuat di Indonesia, Anda pada dasarnya telah menguasai separuh pasar Asia Tenggara.”

Kepala Perwakilan Bank of America untuk Indonesia, Mira Arifin, menilai demografi muda serta tenaga kerja besar menjadi magnet utama bagi investor. “Indonesia memiliki kumpulan talenta yang besar dengan demografi muda yang dinamis yang mendorong investor asing untuk segera membangun skala di negara ini,” jelasnya.

Kategori perusahaan China yang masuk pun beragam, mulai dari produsen mainan, tekstil, hingga kendaraan listrik. Jawa Barat, termasuk kawasan Pelabuhan Patimban dan Subang Smartpolitan seluas 2.700 hektare, kini menjadi incaran utama investor. Abednego Purnomo, VP Penjualan dan Pemasaran Suryacipta Swadaya, mengatakan, “Telepon, email, dan WeChat kami langsung dipenuhi pelanggan baru, agen yang ingin memperkenalkan klien.”

Meski begitu, Indonesia tetap menghadapi sejumlah tantangan. Mulai dari birokrasi yang rumit, infrastruktur yang belum merata, hingga rantai pasok industri yang belum lengkap. Sejumlah investor asing juga menyoroti kebijakan fiskal Presiden Prabowo yang populis, khususnya program Makan Bergizi Gratis, yang dinilai bisa memengaruhi keberlanjutan anggaran.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan