Google Gandeng OpenAI, Sundar Pichai: “Sangat Antusias” Meski Ancaman Terhadap Search Semakin Nyata

KaltimExpose.com –CEO Google Sundar Pichai menyatakan rasa antusiasnya atas kerja sama terbaru dengan OpenAI—kompetitor terbesarnya dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI)—dalam penyediaan layanan cloud computing melalui Google Cloud. Kemitraan ini terjadi di tengah ketatnya persaingan teknologi AI global, terutama antara Google dan OpenAI yang menjadi penantang langsung lewat ChatGPT.
Dilansir dari TechCrunch, Pichai mengungkapkan kegembiraannya dalam panggilan pendapatan kuartal kedua Google, Rabu (24/7). “Dengan OpenAI, kami sangat antusias dapat bermitra melalui Google Cloud,” ujarnya. “Google Cloud adalah platform terbuka dan kami memiliki rekam jejak kuat dalam mendukung perusahaan hebat, startup, dan laboratorium AI. Kami menantikan investasi lebih besar dalam hubungan ini dan terus menumbuhkannya.”
Pernyataan tersebut muncul setelah para analis mempertanyakan bagaimana kehadiran AI akan mempengaruhi inti bisnis pencarian Google serta alasan di balik tambahan belanja modal sebesar $10 miliar tahun ini. Sejak peluncuran ChatGPT dua setengah tahun lalu, fokus Google mulai beralih secara serius ke pengembangan model dan produk AI unggulan.
ChatGPT memang menjadi ancaman besar terhadap dominasi Google Search, tetapi kerja sama dengan OpenAI menjadikan startup tersebut sebagai pelanggan besar baru bagi Google Cloud. Meski secara strategis rumit—karena bisa jadi Google justru memperkuat kompetitornya—Google tetap membuka diri sebagai penyedia infrastruktur cloud.
Awal bulan ini, OpenAI secara diam-diam menambahkan Google Cloud ke dalam daftar penyedia cloud resminya bersama Microsoft dan Oracle. Laporan Reuters sebelumnya juga menyebut bahwa OpenAI mempertimbangkan menggunakan layanan cloud milik Google untuk tambahan daya komputasi.
Pendapatan Google Cloud melonjak signifikan pada kuartal kedua 2025, mencapai $13,6 miliar, naik dari $10,3 miliar di periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh produk-produk yang banyak digunakan perusahaan AI. Walau Google Cloud masih jauh lebih kecil dibandingkan unit pencarian, kontribusinya dalam era AI terus menguat.
Sejumlah laboratorium AI besar kini menggunakan Google Cloud sebagai mitra komputasi awan, di antaranya Anthropic, Safe Superintelligence milik Ilya Sutskever, World Labs milik Fei-Fei Li, dan kini OpenAI. Menurut Pichai, keberhasilan Google dalam mengamankan kerja sama dengan lab AI besar berkat ketersediaan GPU Nvidia serta chip TPU buatan Google sendiri.
Bagi OpenAI, Google Cloud menjadi mitra strategis yang cerdas. Pasalnya, OpenAI menghadapi keterbatasan pasokan GPU Nvidia, yang sangat dibutuhkan untuk melatih dan menjalankan model AI miliknya ke ratusan juta pengguna. Keterbatasan tersebut bahkan menjadi isu besar dalam hubungannya dengan Microsoft, mitra cloud utama OpenAI selama ini.
Di sisi produk AI, performa Google tampaknya lebih baik dari perkiraan. Chatbot AI andalannya, Gemini, kini memiliki 450 juta pengguna aktif bulanan, sementara AI Overviews menjangkau 2 miliar pengguna per bulan. Namun, kontribusi bisnis dari dua produk itu masih belum jelas, termasuk seberapa besar mereka menggantikan kueri yang sebelumnya dijalankan melalui Google Search.
Meski Pichai terlihat percaya diri dan bersemangat, banyak yang menilai pernyataan tersebut sarat diplomasi. Pasalnya, OpenAI adalah ancaman terbesar bagi dominasi Google Search—persis seperti bagaimana Google dahulu menggunakan beranda Yahoo untuk menyalipnya sebagai gerbang utama internet. Akankah Google dan OpenAI tetap harmonis di tengah rivalitas tajam ini? Waktu yang akan menjawabnya.
Artikel ini telah tayang di techcrunch.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.