Alasan Jokowi Tak Maju Caketum PSI, Kaesang Ungkap Keputusan Keluarga

Momen Jokowi dan Kaesang di Bandung, Sabtu (3/2/2024) / detik.com

KaltimExpose.com, Jakarta –  Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dipastikan tidak akan mencalonkan diri sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Kepastian ini datang langsung dari putra bungsunya, Kaesang Pangarep, yang kini menjabat Ketua Umum PSI dan kembali mencalonkan diri untuk posisi tersebut.

Dalam pernyataan yang disampaikan usai mendaftar sebagai calon ketua umum PSI di DPP PSI Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2025), Kaesang menegaskan bahwa sang ayah tak mungkin bersaing dengannya di arena politik yang sama. “Saya sudah berkomunikasi dengan beliau, saya sudah 1 minggu ini di Solo dan baru saja tadi mendarat pukul 03.00 tadi. Mengenai beliau akan menjadi Ketum atau tidak, itu sudah kami obrolkan di seminggu terakhir ini, dan nggak mungkin juga, anak sama bapak saling berkompetisi,” ucap Kaesang.

Keputusan tersebut bukan hanya soal etika keluarga, tetapi juga bagian dari komitmen Jokowi untuk memberikan panggung lebih luas bagi generasi muda. Kaesang menambahkan bahwa anak muda tak boleh lagi hanya ditempatkan sebagai pemimpin masa depan. “Yang saya yakinkan kepada beliau adalah satu, berilah kesempatan kepada anak muda. Anak muda itu bukan pemimpin masa depan, anak muda itu pemimpin masa kini,” tegasnya.

Sebelum pernyataan resmi dari Kaesang, sinyal ketidakterlibatan Jokowi dalam bursa Caketum PSI juga sudah diendus oleh Relawan Pro-Jokowi (Projo). Wakil Ketua Umum Projo, Freddy Alex Damanik, mengaku belum mendapat tanda-tanda bahwa Jokowi akan maju sebagai ketua umum PSI.

“Jujur kami tidak yakin Pak Jokowi akan menjadi Ketum PSI karena kami belum melihat tanda-tanda ke arah itu,” ujarnya kepada wartawan pada Rabu (18/6/2025). Freddy juga mengungkapkan bahwa Jokowi pernah menyatakan akan memberi tahu Projo jika bergabung dengan partai mana pun. Namun, hingga saat ini, belum ada komunikasi dari mantan presiden tersebut. “Pak Jokowi pernah bilang kalau dia gabung PSI ataupun partai lain pasti beliau akan kasih tahu kita, dan sampai saat ini kita belum terima arahan apa pun dari Pak Jokowi,” tambahnya.

Meski belum ada arah pasti dari Jokowi, Projo menyatakan akan tetap mendukung penuh langkah politik Jokowi ke depan. Baik jika ia memilih bergabung dengan partai lain, menjadi ketua umum PSI, atau bahkan membentuk kendaraan politik baru.

“Oleh karena itulah Pak Jokowi harus masuk politik formal dalam artian gabung dalam partai politik agar bisa memastikan dan terlibat secara langsung untuk mewujudkan cita-cita negara maju pada 2045,” jelas Freddy.

Namun, Projo sendiri lebih condong mendorong Jokowi untuk mendirikan partai baru demi menjaga kemurnian visi dan misi politiknya. “Kalaupun Pak Jokowi memilih PSI dan menjadi ketua umumnya, Projo juga sangat menghargai pilihan tersebut,” katanya.

Bahkan, Freddy mengusulkan agar jika Jokowi benar-benar memilih PSI, perlu dilakukan langkah-langkah strategis seperti rebranding partai. “Kami menyarankan agar Pak Jokowi melakukan konsolidasi besar-besaran dan mengajak para pendukungnya agar bergabung dengan PSI, bahkan Pak Jokowi harus memberikan ‘branding’ baru terhadap PSI, termasuk mengubah nama PSI menjadi nama baru,” tutupnya.

 

Artikel ini telah tayang di detik.com.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan