KaltimExpose.com, Samarinda –  Kondisi inflasi di Provinsi Kalimantan Timur pada April 2025 menunjukkan tren yang semakin terkendali. Berdasarkan data Indeks Harga Konsumen (IHK), Kaltim mencatat inflasi sebesar 0,90% secara bulanan (mtm), turun signifikan dari 2,02% pada Maret 2025.

Secara tahunan (year-on-year/yoy) inflasi tercatat sebesar 1,57%, lebih rendah dari inflasi nasional yang berada di angka 1,95%, sementara inflasi tahun kalender (ytd) sebesar 1,66%.

Penyumbang Inflasi: Listrik dan Sayuran Naik, Tapi Komoditas Lain Turun

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Budi Widihartanto, kelompok perumahan, listrik, air, dan bahan bakar rumah tangga menjadi penyumbang utama inflasi, dengan andil mencapai 0,79% (mtm).

Kenaikan ini disebabkan berakhirnya diskon tarif listrik yang berlaku hingga Februari 2025. Sementara itu, curah hujan tinggi ikut memicu lonjakan harga di kelompok makanan, minuman, dan tembakau, seperti:

  • Daging ayam ras
  • Kangkung
  • Bayam
  • Tomat
  • Ikan tongkol

Namun, inflasi berhasil ditekan berkat penurunan harga pada sejumlah komoditas strategis seperti angkutan udara, cabai rawit, udang basah, bensin, dan tarif pulsa ponsel.

Strategi Pengendalian Inflasi: Sinergi TPID & GNPIP Kaltim

Upaya pengendalian inflasi terus digencarkan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kalimantan Timur.

Langkah nyata yang telah dilakukan antara lain:

  • Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk menjaga keterjangkauan harga
  • Fasilitasi distribusi pangan kepada kelompok tani dan wanita tani
  • Mekanisasi pertanian dan digital farming, termasuk penggunaan drone sprayer dan combine harvester
  • Peresmian kios pengendali inflasi pertama oleh TPID Kutai Kartanegara
  • Komunikasi efektif antar-TPID, termasuk kampanye Ulama Peduli Inflasi dan edukasi belanja bijak kepada masyarakat

Strategi 4K: Kunci Inflasi Terkendali, Ekonomi Tumbuh

TPID Kaltim berkomitmen melanjutkan strategi 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif) untuk menjaga stabilitas harga di daerah.

“Sinergi lintas sektor akan terus kami dorong agar inflasi Kaltim tetap rendah dan stabil, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Budi.

Dengan inflasi yang terkendali pasca-Ramadan dan program-program konkret dari TPID dan GNPIP, Kalimantan Timur menunjukkan kemampuan adaptif dalam menjaga kestabilan ekonomi daerah. Ke depan, dukungan investasi sektor swasta juga diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan inklusif.

 

Sumber Portal Kaltim.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan