KaltimExpose.com, Ujoh Bilang –  Anggota DPRD Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Anastasia Hiyang, menyoroti pentingnya inventarisasi objek wisata di daerah tersebut. Menurutnya, hingga saat ini, banyak objek wisata di Kabupaten Mahulu belum diinventarisasi dengan baik oleh pemerintah daerah. Pernyataan ini disampaikannya usai menghadiri Rapat Paripurna Presiden RI Joko Widodo di Kantor DPRD Mahulu, Jumat (16/8/2024).

Anastasia Hiyang, yang juga merupakan kader Partai Amanat Nasional (PAN), menekankan bahwa inventarisasi merupakan langkah awal yang krusial dalam pengelolaan sektor pariwisata. “Untuk pengelolaan sektor pariwisata, seharusnya diinventarisasi dulu. Setelah itu, yang dikembangkan terlebih dahulu adalah potensi yang ada di daerah ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan. Ini agar akses ke objek wisata lebih mudah,” ungkap Anastasia.

Ia menggarisbawahi bahwa akses transportasi menjadi tantangan utama dalam pengembangan pariwisata di Mahulu. Anastasia berharap pemerintah dapat mempercepat proses inventarisasi dan pengembangan objek wisata, terutama di desa-desa dengan potensi besar. “Saya dengar dari Dinas Pariwisata, mereka sudah melakukan studi dan merencanakan pengembangan taman budaya di depan Batu Dinding. Selain itu, Batu Majang secepatnya harus dijadikan desa wisata karena posisinya yang strategis di ibu kota kabupaten. Pembinaan selama ini lebih banyak dilakukan di sana,” tambahnya.

Anastasia juga menyoroti pentingnya pengembangan desa wisata di kecamatan lain seperti Long Bagun dan Laham. Menurutnya, masing-masing kecamatan memiliki potensi unik, termasuk wisata religi dan budaya lokal. “Kecamatan Laham, misalnya, menjual jenis wisata religi. Saya berharap Dinas Pariwisata bisa segera menginventarisasi seluruh potensi wisata di Mahulu dan mengembangkannya dengan lebih serius,” harapnya.

Lebih lanjut, Anastasia menyebut bahwa beberapa kelompok sadar wisata (Pokdarwis) sudah aktif mengembangkan objek wisata di Mahulu. Namun, ia menilai bahwa dukungan dari pemerintah, termasuk perbaikan aksesibilitas seperti pembangunan jembatan di Batu Majang, sangat diperlukan. “Dengan adanya inventarisasi, hal tersebut akan menjadi acuan kerjasama antara stakeholder dari Dinas Pariwisata dengan PUPR dalam pembangunan infrastruktur pendukung. Selain budaya, kuliner juga perlu dikembangkan, terutama di Batu Majang. Aksesibilitas menuju potensi wisata harus diperhatikan, agar harapan kita untuk memajukan pariwisata Mahulu bisa tercapai,” pungkasnya.

 


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan