KaltimExpose.com, Bontang –  Pemerintah Kota Bontang telah menetapkan lokasi pembangunan infrastruktur bendung gerak sebagai langkah strategis mengatasi krisis air bersih di wilayah tersebut. Keputusan ini tertuang dalam surat keputusan bernomor 100.3.3/310/DPKP2/2024 yang dikeluarkan oleh kepala daerah. Lokasi yang dipilih adalah Gunung Telihan, dengan luas lahan sekitar 6.810 meter persegi.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida), Amiruddin, menjelaskan bahwa tahapan selanjutnya adalah pembebasan lahan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat Kaltim. “Selanjutnya tahapannya ialah pembebasan lahan. Itu wewenang pemprov,” kata Amiruddin.

Pembangunan fisik bendung gerak ditargetkan akan dimulai tahun ini setelah proses lelang selesai. Meskipun sempat ada kendala terkait klaim kepemilikan lahan oleh beberapa pihak, Amiruddin optimis bahwa masalah ini dapat diselesaikan. “Khusus pembebasan lahan nantinya pemprov akan dibantu oleh Dinas Perkimtan Bontang,” ucapnya.

Setelah bendung gerak selesai dibangun, Pemkot Bontang akan fokus pada pembangunan infrastruktur Water Treatment Plant (WTP) untuk memastikan pasokan air bersih yang memadai bagi warga. Pembangunan ini menjadi bagian dari upaya serius Pemprov Kaltim mengatasi krisis air bersih di Kota Taman, dengan alokasi anggaran sebesar Rp15 miliar melalui Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (Sirup).

Proyek ini merupakan yang pertama kali di Bontang, di mana selama ini suplai air bersih masih mengandalkan sumber air bawah tanah. Lokasi bendung gerak ini nantinya akan berada sebelum Waduk Kanaan atau dekat dengan area rencana pembangunan Polder Telihan. Skema bendung ini akan menaikkan elevasi dasar sungai di titik yang telah disepakati, dengan air tampungan yang kemudian diolah di WTP dan disambungkan ke jaringan distribusi di Tugu Selamat Datang dan intake di depan RSUD Taman Husada.

WTP yang dibangun diproyeksikan memiliki kapasitas 50 hingga 100 liter per detik. Kajian terkait hal ini sudah dilakukan sebelumnya, dan langkah ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kaltim hingga 2026. Menurut Amiruddin, langkah ini diambil sebagai solusi sementara sembari menunggu pembangunan infrastruktur besar lainnya seperti Bendungan Marangkayu, void Indominco, dan Waduk Suka Rahmat yang membutuhkan waktu lebih lama.

Kondisi air baku di Bontang saat ini sangat krisis, dengan defisit mencapai 180 hingga 200 liter per detik. Meskipun begitu, Perumda Tirta Taman tetap aktif memproduksi air untuk puluhan ribu pelanggan, dengan produksi mencapai 900 hingga 1.000 meter kubik air per bulan dan distribusi harian sebesar 20 ribu liter air ke 30.000 pelanggan di seluruh Kota Bontang.

Perumda Tirta Taman Bontang membagi layanan WTP menjadi empat wilayah, yaitu Bontang Kota dengan 25.000 pelanggan, Bontang Lestari sebanyak 1.300 pelanggan, Guntung 1.400 pelanggan, dan WTP Loktuan dengan 4.400 pelanggan.

Dengan dimulainya pembangunan bendung gerak dan WTP, diharapkan krisis air bersih di Bontang dapat segera teratasi. Pembangunan ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi kota tersebut. Pemerintah terus berupaya memberikan solusi jangka panjang yang dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, terutama air bersih, yang menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan daerah.

 


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan