Menkeu Purbaya Acungkan Jempol, Dukung Langkah Danantara Negosiasi Utang Whoosh ke China

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengacungkan jempol dan mengatakan ‘top’ saat mendengar Danantara bakal terbang ke China untuk negosiasi utang Whoosh. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga – cnnindonesia.com)

KaltimExpose.com, Jakarta –Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengapresiasi langkah PT Danantara yang berencana terbang ke China untuk melakukan negosiasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh. Ia menyebut langkah tersebut sebagai keputusan yang tepat dan profesional.

“Bagus. Saya enggak ikut, kan? Top!” ujar Purbaya sambil mengacungkan jempol saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (23/10) malam.

Dilansir dari CNN Indonesia, Purbaya menegaskan dirinya berupaya agar penyelesaian masalah utang Whoosh dilakukan secara business to business (B2B). Ia menilai keterlibatan langsung pemerintah sebaiknya diminimalisir agar proses negosiasi berjalan sesuai mekanisme korporasi.

“Paling menyaksikan (kalau diajak ke China). Kalau mereka (Danantara) sudah putus (opsi negosiasi utang Whoosh) kan sudah bagus, top!” tambahnya.

Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menyampaikan pihaknya sedang menyiapkan sejumlah opsi pembayaran untuk melunasi kewajiban utang tersebut. Ia juga menegaskan bahwa timnya akan kembali berangkat ke China untuk melakukan pembahasan lanjutan dengan pihak kreditur.

“Terus kita bernegosiasi, kami akan berangkat lagi juga (ke China) untuk menegosiasikan mengenai term daripada pinjamannya. Ini menjadi point of negotiations kita. Berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga, kemudian juga ada beberapa mata uang yang akan kita diskusikan dengan mereka,” jelas Dony setelah bertemu Menkeu Purbaya di Jakarta Pusat.

Lebih lanjut, Dony mengatakan pihaknya tengah mengatur waktu keberangkatan dan berkoordinasi dengan Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia memastikan hubungan baik antara pemerintah Indonesia dan China akan menjadi modal penting dalam proses negosiasi ini.

“Kita sedang mengatur waktu (kapan berangkat ke China). Kita sedang diskusikan juga dengan Menko Infrastruktur (Menko Agus Harimurti Yudhoyono) untuk segera kita akan menegosiasikan. Hubungan kita (dengan China) juga bagus, komunikasi bagus, dan lain sebagainya,” katanya.

Dony menegaskan Danantara akan tetap fokus pada penyelesaian di ranah korporasi dan optimistis dapat menghadirkan opsi terbaik bagi pemerintah. Ia mengklaim kinerja keuangan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) menunjukkan perkembangan positif, terutama dari sisi Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA).

“EBITDA-nya juga positif KCIC itu. Tinggal masalah utang pembangunan masa yang lalu. Yang ini tentu ada opsi, beberapa opsi, dan kita pastikan tentu ini opsi yang terbaik,” ujarnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pengaturan BUMN (BP BUMN) itu memastikan penyelesaian utang KCJB akan rampung pada 2025. Ia menilai tantangan yang dihadapi bersifat teknis dan dapat diselesaikan melalui mekanisme bisnis yang sehat.

“Harus selesai (opsi pelunasan utang di 2025) dan kami pastikan selesai. Itu kan masalah yang menurut saya gak terlalu sulit sebetulnya secara korporasi. Karena secara korporasi kan perusahaannya, EBITDA-nya positif, tinggal masalah cicilannya mau di mana, kan itu saja. Jadi, gak rumit dan pasti akan kita selesaikan,” tandas Dony.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan