Sam Altman Ungkap Ambisi OpenAI Usai GPT-5: Browser AI, Sosial Media, hingga Chip Otak

KaltimExpose.com –Proklamasi OpenAI terhadap masa depan teknologi kembali mencuri perhatian publik. Di balik peluncuran GPT-5 yang dinilai tak sefenomenal pendahulunya, CEO OpenAI Sam Altman justru menegaskan arah besar perusahaan ke depan. OpenAI, GPT-5, Sam Altman, browser AI, dan chip otak menjadi sorotan dalam jamuan makan malam bersama jurnalis di San Francisco.
Dilansir dari TechCrunch, suasana hangat sebuah restoran Mediterania di San Francisco mendadak riuh saat Sam Altman muncul dengan iPhone tanpa casing di tangannya. “Dengar, kami akan meluncurkan perangkat yang sangat indah. Kalau kalian sampai menutupinya dengan casing, saya sendiri yang akan mengejarmu,” ujarnya sambil bercanda, merujuk pada perangkat AI baru hasil kolaborasinya dengan Jony Ive.
Jamuan makan malam bersama belasan jurnalis itu sejatinya bukan sekadar merespons peluncuran GPT-5, melainkan gambaran strategi OpenAI melampaui sekadar model bahasa.
Nick Turley, VP ChatGPT, yang baru saja melepas GPT-5, tampak santai menyajikan makanan ke tamu. Namun, di balik suasana kasual itu terselip ambisi besar. Berbeda dengan GPT-4 yang melejitkan standar industri, GPT-5 dinilai tak jauh berbeda dengan model buatan Google dan Anthropic. Bahkan, OpenAI sempat memunculkan kembali GPT-4o setelah sejumlah pengguna mengkritisi perubahan nada dan model router GPT-5.
Meski begitu, Altman menekankan bahwa fokus utama OpenAI kini bukan lagi sekadar “model release.” Perusahaan tengah menyiapkan ekosistem yang jauh lebih luas: mulai dari browser AI pesaing Chrome, aplikasi sosial media berbasis AI, hingga investasi pada chip otak.
Altman mengonfirmasi Fidji Simo, mantan eksekutif Meta dan CEO Instacart, akan segera bergabung sebagai CEO aplikasi OpenAI. Ia akan memimpin peluncuran berbagai produk baru, termasuk kemungkinan peramban (browser) yang digadang-gadang akan menantang dominasi Chrome. “Kalau memang Chrome benar-benar akan dijual, kami perlu mempertimbangkannya,” kata Altman, sembari bertanya kepada para jurnalis apakah hal itu benar-benar akan terjadi.
Tak hanya itu, Altman juga menyinggung ide menghadirkan pengalaman sosial media baru yang lebih “keren” berbasis AI. “Tidak ada yang menginspirasi saya dari cara AI digunakan di sosial media saat ini,” tegasnya.
Di sisi lain, OpenAI juga tengah mengincar investasi di Merge Labs, startup antarmuka otak-komputer (BCI) yang digadang menjadi pesaing Neuralink milik Elon Musk. “Kami belum menyelesaikan kesepakatan itu, tapi saya ingin kami melakukannya,” ungkap Altman.
Meski GPT-5 menuai kritik, data menunjukkan permintaan justru melonjak. Altman mengaku trafik API OpenAI meningkat dua kali lipat hanya dalam 48 jam setelah peluncuran GPT-5. Beberapa platform coding assistant seperti Cursor bahkan sudah menjadikan GPT-5 sebagai model utama. Ironisnya, OpenAI kini “kehabisan GPU” karena permintaan yang begitu tinggi.
Altman dan Turley juga berjanji memperbaiki komunikasi soal transisi model. “Saya benar-benar merasa kami melakukan kesalahan,” kata Altman terkait penghapusan GPT-4o yang mendadak. Turley menambahkan bahwa GPT-5 kini tengah di-update agar lebih “hangat” dalam merespons, tanpa kehilangan ketegasan.
Bagi Altman, kritik dan apresiasi hanyalah dua sisi mata uang yang sama. Faktanya, OpenAI sedang menyiapkan diri menjadi perusahaan jauh lebih besar, dengan cakupan bisnis mulai dari perangkat keras, data center, hingga energi — mirip Alphabet, tapi berpotensi lebih luas.
Malam itu, jelas terlihat bahwa undangan makan malam bukanlah soal GPT-5, melainkan pitch besar: masa depan OpenAI yang ingin tumbuh melampaui ChatGPT.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.