SMA Negeri 10 Samarinda Resmi Pindah ke Kampus Melati, Orangtua Diminta Sabar Hadapi Masa Transisi

Kampus Melati, lokasi SMA 10 yang ada di Samarinda Seberang saat ini, dik antaranews (Korankaltim.com)

KaltimExpose.com, Samarinda –Tahun ajaran 2025/2026 menjadi babak baru bagi SMA Negeri 10 Samarinda yang resmi pindah ke Kampus Melati, Jalan HAM Rifaddin, Kecamatan Loa Janan Ilir. Perpindahan dari lokasi lama di Jalan PM Noor Sempaja Selatan ini memicu pro-kontra, terutama dari orangtua siswa yang khawatir soal jarak, fasilitas, dan motivasi belajar anak.

Dilansir dari Korankaltim.com, sejak hari pertama kegiatan belajar-mengajar di lokasi baru, sejumlah keluhan mulai bermunculan. Jarak yang lebih jauh dari pemukiman, keterbatasan fasilitas pendukung, dan kekhawatiran turunnya semangat belajar menjadi sorotan utama para orangtua.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Baba, meminta masyarakat tidak tergesa-gesa memberi penilaian negatif. Menurutnya, proses adaptasi membutuhkan waktu dan tidak dapat berlangsung instan.

“Perpindahan ini tentu membutuhkan penyesuaian, baik dari pihak sekolah maupun siswa dan orangtua. Jangan terburu-buru menilai, ini baru pekan kedua,” ujarnya, Sabtu (9/8/2025).

Baba menambahkan, justru banyak siswa yang lebih cepat beradaptasi dibanding orangtuanya. Kekhawatiran lebih banyak muncul dari pihak orangtua, sementara anak-anak dinilai lebih fleksibel menghadapi perubahan. “Anak-anak biasanya lebih fleksibel dan cepat menyesuaikan diri. Tapi orangtua karena rasa khawatir, jadi lebih mudah mengkritik. Wajar, tapi ini butuh sudut pandang yang lebih luas,” sambungnya.

Pemerintah provinsi dan pihak sekolah memastikan akan melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan kegiatan belajar di lokasi baru, meski hasilnya tidak dapat terlihat dalam waktu singkat. Relokasi ini merupakan bagian dari strategi pemerintah provinsi untuk memaksimalkan pemanfaatan aset pendidikan yang sebelumnya kurang optimal.

Kampus Melati kini menjadi lokasi permanen SMA Negeri 10, menggantikan Education Center di Jalan PM Noor yang selama ini digunakan sebagai lokasi sementara. Keputusan tersebut diambil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim dalam rangka penataan sistem pendidikan di Samarinda.

Namun, tantangan di lapangan cukup nyata. Beberapa fasilitas penting seperti laboratorium, ruang kegiatan ekstrakurikuler, dan infrastruktur pendukung lainnya belum sepenuhnya siap digunakan. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab turunnya semangat belajar sebagian siswa, menurut laporan orangtua.

Baba menegaskan bahwa keterbukaan informasi dan komunikasi dua arah adalah kunci untuk meredakan gejolak dan mempercepat penyelesaian masalah. “Jika semua pihak duduk bersama, segala kendala pasti bisa dibicarakan dengan baik. Transparansi akan memperkuat kepercayaan publik dan membantu proses adaptasi berjalan lebih lancar,” tutupnya.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan