KaltimExpose.com, Jakarta –ÂPertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2025 tercatat mencapai 5,12 persen secara tahunan. Capaian ini dinilai sebagai sinyal positif dari kembalinya kepercayaan publik, pasar, serta investor asing terhadap arah kebijakan ekonomi nasional. Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menyambut baik data tersebut dan menilai hasil itu tidak lepas dari lima faktor kunci, yaitu kebijakan prorakyat, investasi asing, ekonomi nasional, tarif impor Trump, dan kepercayaan publik.

Dilansir dari Detik.com, Badan Pusat Statistik (BPS) resmi merilis angka pertumbuhan ekonomi nasional yang menembus 5,12 persen pada kuartal kedua 2025. Pencapaian ini mencuat di tengah tantangan global dan domestik yang belum sepenuhnya stabil, sehingga menjadi perhatian banyak kalangan.

Menurut Misbakhun, capaian tersebut mencerminkan hasil nyata dari pendekatan pemerintahan Presiden Prabowo yang dinilainya konsisten berpihak kepada rakyat. Ia mengaitkan hal ini dengan meningkatnya optimisme pasar, termasuk investor global.

“Terkait pertumbuhan kuartal kedua yang mencapai 5,12 persen, menurut saya itu merupakan sinyal kembalinya kepercayaan publik, kepercayaan pasar, dan investasi asing terhadap kinerja ekonomi Indonesia,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (6/8/2025).

Politikus Partai Golkar ini juga menyebutkan bahwa langkah-langkah tegas pemerintah dalam memberantas biaya ekonomi tinggi serta memperkuat penegakan hukum telah memberi keyakinan bahwa ekonomi nasional sedang berada di jalur yang tepat.

“Langkah-langkah yang aktif dalam memberantas biaya ekonomi tinggi serta penegakan hukum yang konsisten telah menciptakan keyakinan bahwa ekonomi nasional kini bergerak sesuai jalur yang diharapkan para pengambil kebijakan,” jelasnya.

Misbakhun turut mengingatkan agar pencapaian ini tidak membuat pemerintah lengah. Menurutnya, kuartal ketiga akan menjadi fase penting, terutama karena biasanya menjadi momen relaksasi anggaran setelah evaluasi fiskal dua kuartal sebelumnya.

“Memasuki kuartal ketiga, pemerintah biasanya merelaksasi anggaran setelah mengevaluasi dua kuartal sebelumnya. Ditambah lagi, saat itu pemerintah sudah memiliki proyeksi yang lebih jelas terkait cadangan kas negara dari penerimaan pajak,” ungkapnya.

Tak hanya faktor domestik, Misbakhun juga menghubungkan pertumbuhan ekonomi dengan dinamika global. Salah satu isu penting yang menurutnya berhasil dikelola adalah ketidakpastian terkait kebijakan tarif impor Amerika Serikat terhadap produk ekspor Indonesia, yang dikenal dengan sebutan Trump’s Tariff.

“Isu ketidakpastian tarif ini bisa dikondisikan dengan baik. Sehingga pelaku usaha kini bisa membuat perencanaan bisnis dengan lebih pasti,” tegasnya.

Istana: Tidak Ada yang Aneh, Semua Komponen Sudah Masuk

Di sisi lain, pihak Istana Kepresidenan juga memberikan tanggapan atas data pertumbuhan ekonomi yang sempat membuat publik terkejut. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan bahwa perhitungan BPS dilakukan berdasarkan kombinasi berbagai komponen penting dalam perekonomian, seperti konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, dan investasi.

“Tentunya kalau hari ini BPS secara resmi sampaikan pertumbuhan ekonomi kita, ya pastilah di situ berisi seluruh komponen tadi, tidak hanya satu atau dua komponen,” kata Prasetyo saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (5/8).

Prasetyo memastikan tidak ada kejanggalan dalam angka yang dirilis, karena perhitungan telah memperhitungkan seluruh elemen yang relevan dalam perekonomian nasional.

Dengan berbagai indikator yang mendukung, baik dari sisi kebijakan dalam negeri maupun perkembangan situasi internasional, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tampaknya akan terus berlanjut. Namun, konsistensi dalam menjaga stabilitas dan memperkuat fondasi ekonomi tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi kuartal-kuartal berikutnya.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan