Pesona Maratua di Ujung Kaltim Bikin Menteri Pendidikan Terpikat, Ini Harapan untuk Pendidikan Perbatasan

KaltimExpose.com – Kepulauan Maratua, sebuah gugusan pulau tropis nan eksotis di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, berhasil memikat hati Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof H Abdul Mu’ti, dalam kunjungan kerjanya ke Benua Etam, 13–14 Juni 2025.
Momen tak terduga itu terjadi bukan saat berada di lokasi, melainkan saat sang menteri hendak kembali ke Jakarta dari Bandara APT Pranoto Samarinda, Sabtu (16/6/2025). Dalam obrolan ringan, justru terungkap kekaguman mendalam sang menteri terhadap pesona Maratua yang sebelumnya tak ia ketahui.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni, yang mendampingi keberangkatan menteri di bandara.
“Pak Menteri tadi juga kaget dan terkesima setelah mengetahui Kaltim punya objek wisata Maratua,” ujar Sri Wahyuni.
Letaknya yang berbatasan langsung dengan Filipina menjadikan Maratua sebagai salah satu wilayah terluar Indonesia. Di balik keindahan laut biru jernih dan kekayaan terumbu karangnya, Maratua menyimpan realitas lain: tantangan pendidikan di perbatasan negeri.
Pulau ini tak hanya dikenal karena panorama tropisnya, tetapi juga karena perjuangan anak-anak pesisir dalam menuntut ilmu. Di sinilah berdiri sekolah-sekolah yang menjadi garda terdepan pendidikan bagi generasi muda di perbatasan.
“Harapan kita, beliau datang kembali ke Kaltim agar bisa berkunjung ke Pulau Maratua. Sehingga bisa melihat langsung sekolah terluar di Kaltim,” lanjut Sri Wahyuni penuh harap.
Kehadiran pejabat pusat di daerah seperti ini memberi ruang strategis bagi daerah untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada pemerintah pusat. Maratua menjadi wajah lain pembangunan nasional—bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga menyentuh sisi pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan potensi ekonomi berbasis pariwisata.
“Kedatangan para pejabat pusat ke Kaltim diharapkan bisa membawa berkah bagi daerah ini,” tegas Sri Wahyuni.
Sinergi antara pendidikan dan pariwisata di Maratua bisa menjadi model pengembangan wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Ketika fasilitas pendidikan diperkuat, dan pariwisata dikembangkan secara berkelanjutan, dampak ekonominya bisa terasa langsung ke masyarakat lokal.
Terlebih, kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) yang kini tengah dibangun di Kaltim menjadi momentum emas. Maratua dan wilayah terluar lainnya punya peluang menjadi bagian dari wajah baru Indonesia—sebuah Indonesia yang inklusif, maju, dan merata.
“Ini kesempatan kita untuk menyampaikan apa yang diperlukan Kaltim. Termasuk, mengenalkan potensi daerah kita,” tandas Sri.
Lebih dari sekadar tempat wisata, Maratua kini tampil sebagai simbol harapan Indonesia Timur. Bahwa keterpencilan bukan penghalang, tapi kekuatan. Bahwa keindahan bukan hanya untuk dinikmati, tapi untuk memberdayakan.
Kunjungan Prof Abdul Mu’ti ke Kaltim mungkin hanya berlangsung dua hari. Tapi kesan yang dibawa tentang Maratua bisa jadi akan membekas lebih lama, bahkan menuntun pada kunjungan berikutnya yang lebih bermakna: melihat langsung kondisi sekolah-sekolah di ujung negeri dan mendorong lahirnya kebijakan nyata untuk pendidikan perbatasan.
Artikel ini telah tayang di insitekaltim.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.