Longsor Terjang Permukiman di Samarinda, Satu Korban Selamat Ditemukan Setelah 3 Jam Terjebak Puing

Petugas menyelamatkan warga yang tertimbun reruntuhan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa 27 Mei 2025. (Beritasatu.com/Fuad Iqbal Abdullah)

KaltimExpose.com, Samarinda –  Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Selasa (27/5/2025), memicu bencana tanah longsor yang menerjang kawasan permukiman padat di Jalan Gerilya, tepatnya Gang Keluarga. Akibatnya, sejumlah rumah warga ambruk dan enam orang dilaporkan menjadi korban.

Dua di antaranya dilaporkan tertimbun reruntuhan, sementara empat lainnya berhasil diselamatkan tak lama setelah kejadian. Tim SAR gabungan yang dikerahkan ke lokasi bencana segera melakukan pencarian intensif di tengah medan yang berbahaya.

Kerja keras tim SAR membuahkan hasil. Setelah lebih dari tiga jam menembus tumpukan material bangunan, satu dari dua korban tertimbun berhasil ditemukan dalam keadaan hidup.

“Korban berhasil diajak berkomunikasi, sehingga tim bisa melacak posisinya di bawah reruntuhan,” ungkap Kepala Seksi Operasi Basarnas Balikpapan, Endrow Sasmita, dikutip dari beritasatu.com Rabu (28/5/2025).

Korban selamat diketahui bernama Ayu (22). Saat ditemukan, ia dalam kondisi lemas dan tidak berdaya, namun masih sadar. Proses evakuasinya berlangsung dramatis karena puing-puing yang mengancam keselamatan petugas.

Endrow menjelaskan bahwa longsor terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi sejak malam hingga pagi hari. Struktur tanah di sekitar lereng yang labil membuat bangunan-bangunan di atasnya roboh dan menimpa rumah warga di bawahnya.

“Sampai saat ini total korban berjumlah enam orang. Empat telah berhasil diselamatkan, satu dievakuasi dalam kondisi selamat pagi ini, dan satu korban lainnya masih dalam pencarian,” jelas Endrow.

Korban yang belum ditemukan adalah seorang perempuan bernama Sutiah (40), yang diduga masih tertimbun di antara reruntuhan rumah yang ambruk.

Upaya pencarian korban keenam terus dilakukan oleh tim SAR gabungan dengan dukungan warga sekitar. Namun, proses ini tidak mudah. Kondisi material bangunan yang rapuh membuat setiap langkah petugas harus ekstra hati-hati.

“Tim harus ekstra hati-hati karena material reruntuhan cukup rapuh dan bisa membahayakan petugas,” tambah Endrow.

Pencarian dilanjutkan sepanjang hari Rabu (28/5/2025) dengan harapan korban terakhir dapat segera ditemukan, seiring dengan siaga penuh seluruh elemen tim penyelamat di lapangan.

Tragedi longsor ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan di kawasan rawan bencana, khususnya di daerah lereng dengan struktur tanah tidak stabil. Pemerintah diharapkan segera melakukan evaluasi zonasi permukiman dan sistem drainase untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

 

Artikel ini telah tayang di beritasatu.com.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan