KaltimExpose.com – Pasar smartphone global mungkin akan segera mengalami guncangan besar. Tiga raksasa teknologi asal China—Xiaomi, Oppo, dan Vivo—dikabarkan tengah merancang ponsel tanpa layanan Google atau Google Mobile Services (GMS). Langkah radikal ini dipicu oleh situasi geopolitik yang memanas serta keinginan membangun ekosistem teknologi mandiri, layaknya Huawei dengan HarmonyOS.
Kabar ini pertama kali mencuat dari laporan XiaomiTime, sebuah situs pemantau perkembangan sistem operasi HyperOS milik Xiaomi. Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa Xiaomi tak bergerak sendiri. Vendor lain yang tergabung dalam grup BBK seperti Oppo, Vivo, dan OnePlus juga dilaporkan ikut terlibat.
Berikut lima fakta menarik di balik kabar mengejutkan ini:
1. HyperOS 3 Jadi Senjata Baru Xiaomi
Xiaomi dikabarkan tengah mematangkan HyperOS 3, sistem operasi terbarunya yang dirumorkan tidak mendukung layanan Google. Bila kabar ini benar, maka ini menjadi lompatan besar Xiaomi dalam menjauhkan diri dari ketergantungan terhadap teknologi asal Amerika Serikat.
Langkah ini mencerminkan strategi Huawei yang lebih dulu mengembangkan HarmonyOS dan Huawei Mobile Services (HMS) setelah diputus dari ekosistem Google.
2. Kolaborasi Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Huawei
Menurut laporan dari XiaomiTime yang dikutip KompasTekno dari Giz China, Xiaomi diduga menggandeng Huawei, serta para vendor di bawah BBK Group—Oppo, Vivo, dan OnePlus—untuk mengembangkan sistem operasi alternatif yang lebih mandiri.
Kolaborasi ini menunjukkan arah baru industri smartphone China, di mana persaingan internal mulai digantikan oleh sinergi menghadapi tekanan dari luar, khususnya Amerika Serikat.
3. Pasar China, Target Utama Tanpa Layanan Google
Jika rencana ini terealisasi, smartphone tanpa layanan Google kemungkinan besar hanya akan dipasarkan di China. Sebab, Google memang sudah diblokir di negara tersebut.
Namun, menjual perangkat serupa ke pasar global seperti Asia Tenggara atau Eropa akan menjadi tantangan besar. Banyak pengguna di luar China mengandalkan YouTube, Gmail, Maps, dan berbagai layanan Google lain.
4. Ancaman untuk Google: Pangsa Pasar Bisa Bergeser
Langkah Xiaomi, Oppo, dan Vivo bisa menjadi pukulan telak bagi dominasi Google di pasar smartphone Android global. Data dari Canalys menunjukkan bahwa:
Xiaomi menempati posisi ketiga merek smartphone terbesar dunia pada kuartal I-2025 dengan pangsa pasar 14%
Vivo dan Oppo masing-masing memegang 8% pangsa pasar
Dengan total gabungan mencapai 30%, mereka berpotensi menciptakan ekosistem baru yang mengurangi ketergantungan pada GMS.
5. Perang Dagang AS-China Jadi Pemicu
Rencana ini diduga tak lepas dari memanasnya kembali perang dagang AS-China, terutama setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Di awal masa jabatan keduanya, Trump menaikkan tarif impor yang memicu eskalasi dagang antara dua negara adidaya ini.
Banyak analis memprediksi Trump bisa kembali menerapkan larangan teknologi terhadap perusahaan China, seperti yang dialami Huawei pada 2019, di mana mereka dimasukkan ke daftar hitam (entity list) dan diputus aksesnya ke teknologi Amerika, termasuk Android.
Jika langkah ini benar-benar diwujudkan, kita mungkin akan menyaksikan pergeseran besar dalam industri smartphone global. Tidak hanya menciptakan tantangan baru bagi vendor China dalam menembus pasar global, tetapi juga mengancam dominasi Google di sistem operasi mobile.
Pengguna di luar China harus bersiap menghadapi perubahan ini, terutama jika ekosistem baru tersebut benar-benar diluncurkan secara internasional.
Artikel ini telah tayang di kompas.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk Gabung Channel WhatsApp Kaltim Expose Whatsapp Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.