KaltimExpose.com, Ujoh Bilang – Infrastruktur jalan menuju wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, masih menyisakan luka panjang. Setelah 11 tahun menjadi daerah pemekaran, kondisi jalan penghubung antara Kutai Barat (Kubar) dan Mahulu masih memprihatinkan.
Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun, kembali menyuarakan jeritan masyarakatnya yang hingga kini harus berjuang melintasi jalan Kubar-Mahulu yang rusak berat dan berlumpur. Ia menyebut, jalur tersebut menjadi satu-satunya akses darat ke Mahulu yang kerap tak bisa dilalui, terutama saat musim hujan.
“Kami lagi tarik mobil taksi yang amblas dan sangkut di gunung dekat jalan aspal Long Hubung. Di titik ini, kondisi jalannya sangat parah,” kata Yohanes Avun dalam video yang diunggah ke media sosial saat mudik bersama rombongannya, Rabu (2/4/2025).
Dalam video tersebut, rombongan Wabup tampak membantu warga yang terjebak lumpur di Kampung Long Hubung, Kecamatan Long Hubung, salah satu titik terparah di sepanjang jalur itu. Kejadian seperti ini bukan hal baru, dan kerap dialami masyarakat yang bergantung pada jalur darat.
Menurut Yohanes, meskipun jalur tersebut masih berstatus jalan non-status, namun sudah ada pembagian tanggung jawab antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Pusat.
Dijelaskan, ruas Tering hingga Simpang PT RTC di Kampung Memahak Teboq menjadi tanggung jawab APBD Provinsi. Sementara dari Simpang PT RTC hingga Kampung Long Melaham di Kecamatan Long Bagun ditangani melalui APBN.
“Ya kita harap segera dilakukan perbaikan, kasihan warga kami di sini (Mahulu),” tegasnya.
Meski beberapa bagian jalan sudah mendapat perbaikan, namun kerusakan parah masih mendominasi sebagian besar jalur, terutama di daerah perbukitan dan tanah liat yang sangat licin saat hujan turun.
Sebagai daerah yang berada di perbatasan langsung dengan Malaysia, Mahulu seharusnya menjadi prioritas pembangunan nasional. Namun kenyataannya, warga masih harus berjibaku dengan medan berat untuk sekadar mengakses layanan dasar atau mengangkut hasil bumi.
Yohanes berharap, keluhan ini tak hanya berhenti sebagai dokumentasi di media sosial, tapi segera mendapat respon nyata dari pemerintah provinsi dan pusat.
Artikel ini telah tayang di rri.co.id.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.