KaltimExpose.com –�Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada Pertemuan Masyarakat Endokrinologi Pediatrik Eropa di Liverpool, Inggris, memaparkan dampak mengkhawatirkan dari paparan cahaya biru perangkat elektronik terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan anak. Penelitian ini menemukan bahwa paparan cahaya biru dapat mempercepat pertumbuhan tulang dan memicu pubertas dini, serta berpotensi menyebabkan penuaan dini pada tulang.
Penelitian Menggunakan Model Tikus
Penelitian ini melibatkan 36 tikus, yang dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan durasi paparan cahaya:
- Kelompok kontrol dengan siklus cahaya standar.
- Kelompok kedua terpapar cahaya biru selama enam jam per hari.
- Kelompok ketiga terpapar cahaya biru selama 12 jam per hari.
Paparan ini diberikan hingga muncul tanda-tanda awal pubertas pada tikus. Dr. Aylin Kilinc Ugurlu, peneliti utama, menjelaskan bahwa ini merupakan studi pertama yang menunjukkan dampak cahaya biru terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
“Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bagaimana cahaya biru berpotensi memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik, yang mendorong penelitian lebih lanjut tentang efek paparan layar modern pada pertumbuhan anak-anak,” jelasnya, seperti dikutip dari Antara, Rabu (20/11/2024).
Percepatan Pertumbuhan dan Dampaknya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus yang terpapar cahaya biru mengalami pertumbuhan tulang lebih cepat dan memulai pubertas lebih awal dibandingkan kelompok kontrol. Namun, percepatan ini tidak selalu menguntungkan.
“Paparan cahaya biru dalam jangka panjang bisa mempercepat pertumbuhan fisik dan pematangan lempeng pertumbuhan, yang menyebabkan pubertas dini,” tambah Ugurlu.
Paparan tersebut juga mengakibatkan penuaan tulang yang lebih cepat. Akibatnya, pertumbuhan tulang berhenti lebih awal, yang berpotensi menyebabkan tinggi badan lebih pendek saat dewasa.
Implikasi pada Anak-anak
Meski penelitian ini dilakukan pada tikus, para ahli mengingatkan kemungkinan dampak serupa pada anak-anak yang terpapar cahaya biru dari perangkat elektronik dalam waktu lama. Anak-anak yang mengalami pubertas dini biasanya menghadapi percepatan pertumbuhan pada usia muda, namun pertumbuhan mereka terhenti lebih cepat dibandingkan anak-anak yang berkembang normal.
“Ini berarti tulang mereka matang terlalu cepat, yang berpotensi menyebabkan mereka lebih pendek dari rata-rata saat dewasa,” ujar Ugurlu.
Pada umumnya, anak perempuan mencapai puncak tinggi badan antara usia 14 hingga 16 tahun, sementara anak laki-laki antara 16 hingga 18 tahun. Namun, pada kasus pubertas dini, percepatan ini dapat mengganggu pola pertumbuhan normal, menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka panjang.
Artikel ini telah tayang di kompas.tv.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.