“Kadangdangan, Landa, Samedang, dan Tirem tak terlupakan. Sedu Brundeg (Brunei, Red.), Kalka, Seludung, Solot, dan Pasir, Barito, Sawaku serta Tahalung, dan Tanjung Kutai, serta Malano yang terkemuka di Tanjung Pura”.

KaltimExpose.com, Tana Paser –SEJARWAN Muhammad Sarip menolak klaim yang menyebut Padang Kero sebagai kerajaan pertama di Kalimantan. Penulis buku “Sejarah Sungai Mahakam di Samarinda” itu punya alibi kuat atas penolakan itu.

Kata Sarip, para sejarawan tidak menggunakan sempuri atau cerita rakyat sebagai historiografi. Pun, tidak ada bukti otentik yang bisa dijadikan dasar jika Padang Kero adalah kerajaan pertama di Kalimantan. “Penyebutan angka abad ke-1 atau abad ke-2 perlu sumber yang terverifikasi atau bersesuaian dengan sumber lain,” ujarnya, seperti dikutip dari Detik.

Bagi Sarip, Kerajaan Paser baru “‘diakui” keberadaannya setelah tergurat dalam Kitab Nagarakretagama karangan Mpu Prapanca pada pertengahan abad ke-14. Sayangnya informasi soal Kerajaan Paser juga sedikit sekali disinggung disana. Dalam Kitab Nagarakretagama itu tak disebutkan apa nama kerajaan di Nagri Paser atau siapa yang memerintah. Paser atau “Pasir”, hanya ditulis satu kata.

Jika diterjemahkan, potongan informasi di Kitab Nagarakretagama itu berbunyi, “Kadangdangan, Landa, Samedang, dan Tirem tak terlupakan. Sedu Brundeg (Brunei), Kalka, Seludung, Solot, dan Pasir, Barito, Sawaku serta Tahalung, dan Tanjung Kutai, serta Malano yang terkemuka di Tanjung Pura”.

Nubuat IKN dari Cerita Suku Paser (4-Habis)

Sarip mengungkapkan, meski kata “Pasir” tertulis dalam Kitab Nagarakretagama, tidak sertamerta bisa disebut sebagai sebuah kerajaan. Hal itu terjadi karena nihilnya catatan sejarah Pasir pada masa itu.

“Patut diketahui tidak semua komunitas yang disebutkan Prapanca dalam Nagarakretagama adalah negara atau kerajaan yang teratur. Maka, bisa jadi ‘Pasir’ yang dimaksud kala itu berwujud kelompok penduduk asli yang terikat tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan kuno dalam kepemimpinan kepala suku,” jelasnya.

Menurut riset para sejarawan, lanjut Sarip, Paser sebagai kerajaan berdiri pada 1516. Kala itu, nama awalnya adalah Kerajaan Sadurangas. “Raja pertamanya adalah Ratu Aji Putri Petung. Proses berdirinya Sadurangas disokong oleh para pengungsi dari Kerajaan Kahuripan dan Daha. Kerajaan ini merupakan lanjutan dari Kerajaan Dipa, yang kelak menjadi Kerajaan Banjar,” lanjutnya.

Pernyataan Sarip berkeseuaian dengan timeline sejarah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara yang ditulis dalam situs resmi pemerintah. Sejarah Kerajaan pertama di Paser adalah Kerajaan Sadurengas yang berdiri pada 1516. Pada pada 1703, sistem kerajaan digantikan menjadi sistem kesultanan.

Sultan pertama dari Kesultanan Paser adalah Sultan Aji Muhammad Alamsyah yang memerintah sampai 1738. Masa kesultanan Paser berakhir pada 1906 setelah Belanda menghapuskan sistem Kesultanan Paser. Sultan terakhir dari Kesultanan Paser adalah Sultan Ibrahim Khaliluddin. (fai)

 


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan