Nubuat IKN dari Cerita Suku Paser (2)
![Nubuat IKN dari Cerita Suku Paser](https://kaltimexpose.com/wp-content/plugins/speedycache-pro/assets/images/image-palceholder.png)
Kini, setelah kurang lebih 114 tahun pasca dihapuskannya Kesultanan Paser, masyarakat adat suku Paser berencana untuk mengangkat lagi sultan yang baru.
KaltimExpose.com, Tana Paser –�PADA 1 September 2019 lalu, masyarakat suku Paser mengadakan Kongres Masyarakat Adat Paser yang dihadiri seluruh perwakilan Suku Paser di Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam kongres itu ada dua isu utama yang dibahas. Pertama soal pengangkatan sultan baru. Kedua soal sikap resmi masyarakat adat Suku Paser atas ditetapkannya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebagai Ibu Kota Negara (IKN).
Soal pengangkatan sultan baru, dalam kongres, telah dipilih Tim Panitia Persiapan Sultan. Tim itulah yang akan membuat aturan main dan mengusulkan nama-nama yang akan dicalonkan menjadi sultan.
Menurut Paidah Riansyah, Ketua Laskar Pertahanan Adat Suku Paser, pemilihan sultan baru untuk suku Paser sudah diwacanakan sejak lama dan baru menemukan momentum ketika ada wacana pemindahan IKN. Pengangkatan sultan ini perlu dilakukan karena suku-suku yang lain sudah ada kesultanannya.
“Memang di Kalimantan ini hanya Tidung dan Paser saja yang belum terangkat sultannya. Dan secara peraturan perundangan dibolehkan selama itu untuk menjaga tradisi. Artinya sultannya tidak memiliki kekuasaan hanya sebatas simbol saja,” ucap Paidah, seperti dikutip Kaltim Expose dari Detik.
Ya, kerajaan di peradaban Suku Paser memang berbeda dari sejarah mainstream. Suku Paser meyakini kerajaan Paser lebih dulu berdiri daripada Kerajaan Kutai. Berdasarkan sejarah lisan atau sempuri tetua Suku Paser, kerajaan pertama di Nagri Paser adalah Kerajaan Padang Kero yang berdiri pada abad ke-1 hingga 2 masehi dengan raja pertamanya bernama Raja Nuas.
Secara singkat, suku Paser membagi sejarah kerajaan-kerajaan mereka ke dalam 5 periode. Periodisasinya adalah masa Padang Kero (Abad 1-2 M), masa Padang Betinti, masa Tuban Layar (1305-1382), masa Sie Penggawa (1382-1516), dan masa Sadurangas (1516-1703). Masa Sadurengas juga menjadi cikalbakal lahirnya Kesultanan Paser sebelum akhirnya dihapuskan oleh pemerintah Kolonial Belanda pada 1906.
Paidah mengakui, klaim Padang Kero sebagai kerajaan pertama di Indonesia memang kurang didukung oleh bukti otentik. Padahal seperti diketahui, Kerajaan Kutai diakui sebagai kerajaan pertama di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 Masehi. Hal ini dikuatkan dengan temuan Yupa Prasasti Mulawarman.
“Kami memang mengklaim jika kerajaan Paser ini lebih tua dari Kutai. Tapi kami miskin bukti-bukti otentik. Berbeda dengan Kutai yang tak terbantahkan karena ada prasastinya,” akunya.
Jika dilihat dari periode waktu, Paidah memperkirakan yang dimaksud Paser dalam Nagarakretagama itu adalah Kerajaan Tuban Layar. “Karena Kerajaan Tuban Layar berdiri dari 1305 sampai dengan 1382,” jelasnya. (fai)
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.