KaltimExpose.com –�Kecanduan gula menjadi isu yang semakin mencemaskan di Indonesia. Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS 2021, sekitar 47,9 juta penduduk dilaporkan mengonsumsi gula secara berlebihan. Fenomena ini tidak hanya terkait konsumsi gula pasir, tetapi juga gula tersembunyi dalam makanan olahan, minuman instan, bumbu masak, hingga makanan pokok seperti nasi.
Meskipun konsumsi gula berlebih terjadi di berbagai kelompok masyarakat, data menunjukkan bahwa kelompok dengan pengeluaran bulanan lebih dari 5 juta rupiah memiliki angka konsumsi tertinggi. Sebanyak 27,6% dari 4,1 juta orang dalam kelompok ini mengonsumsi gula lebih dari 10% dari total kebutuhan kalori harian mereka, jauh melebihi rekomendasi WHO yang hanya 25 gram atau sekitar 6 sendok teh per hari.
Diabetes: Akibat Mengkhawatirkan dari Kecanduan Gula
Konsumsi gula yang berlebihan menjadi penyebab utama peningkatan risiko diabetes, yang kini menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia. Menurut laporan Federasi Diabetes Internasional (IDF), penderita diabetes global diprediksi meningkat menjadi 783 juta pada 2045. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita melonjak dari 10,7 juta pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021. Tragisnya, mayoritas penderita diabetes tidak terdeteksi sehingga pengobatan sering kali terlambat.
Ancaman Diabetes pada Anak-anak
Kasus diabetes tidak lagi menjadi masalah orang dewasa. Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan peningkatan 70 kali lipat pada kasus diabetes anak pada 2023, dengan prevalensi mencapai 2 kasus per 100.000 anak. Faktor penyebabnya mencakup diabetes tipe 1 dan tipe 2, yang berhubungan dengan pola makan tinggi gula dan obesitas.
Kesadaran masyarakat terhadap bahaya konsumsi gula berlebih perlu ditingkatkan. Langkah-langkah seperti edukasi tentang pentingnya pola makan sehat, kampanye gaya hidup aktif, dan pembatasan konsumsi gula pada anak-anak sangat penting.
Pemerintah juga diharapkan segera mengeluarkan regulasi yang membatasi kandungan gula dalam produk makanan dan minuman olahan, serta memberikan label informasi nutrisi yang lebih jelas untuk membantu konsumen membuat pilihan yang lebih sehat.
Tingginya konsumsi gula di Indonesia kini menjadi bom waktu kesehatan yang harus segera ditangani. Melalui kesadaran kolektif, perubahan pola makan, dan dukungan regulasi, risiko diabetes dapat ditekan demi kesehatan masyarakat Indonesia yang lebih baik.
Artikel ini telah tayang di suarajatimpost.com.
Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.