KaltimExpose.com –Kebakaran hutan yang melanda California Selatan sejak Rabu (8/1/2025) terus berkobar, menewaskan sedikitnya 11 orang dan menghancurkan ribuan rumah hingga Minggu (12/1/2025). Bencana ini menjadi salah satu kebakaran hutan terburuk dalam sejarah wilayah tersebut.

Para ahli menduga bahwa kombinasi perubahan iklim, angin kencang, dan kondisi kekeringan ekstrem menjadi faktor utama di balik kehancuran ini. Tim pemadam kebakaran masih berjuang mengendalikan api di tengah situasi sulit yang diperburuk oleh angin dengan kecepatan hingga 100 mph, yang menghalangi operasi udara.

Greg Pierce, pakar sumber daya air di University of California, menyatakan, “Tidak ada sistem air di dunia yang mampu menangani kebakaran seperti ini.” Meskipun demikian, pengaktifan sistem air secara maksimal diyakini dapat membantu mengurangi kerusakan di beberapa area.

Daerah yang paling parah terdampak meliputi Malibu dan Pacific Palisades, di mana banyak rumah mewah hangus terbakar. Hingga kini, sekitar 10.000 bangunan telah hancur.

Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, berjanji untuk melakukan investigasi menyeluruh. “Kami akan mengevaluasi langkah-langkah yang berhasil dan yang tidak, serta meminta pertanggungjawaban pihak terkait,” ujarnya.

Kebakaran ini juga menuai perhatian internasional. Beberapa kelompok milisi di Timur Tengah menganggap bencana tersebut sebagai “hukuman ilahi” atas kebijakan Amerika Serikat yang mendukung Israel. Tagar #AmericaIsBurning ramai digunakan oleh pendukung kelompok milisi untuk mengejek situasi ini.

Presiden terpilih AS, Donald Trump, turut menjadi sorotan karena ancamannya terhadap Hamas yang dinilai kontradiktif dengan situasi domestik. Dalam pernyataannya, ia menyebut bahwa jika sandera Israel tidak dibebaskan sebelum 20 Januari, “neraka akan pecah di Timur Tengah.” Namun, beberapa pihak mengejek bahwa “neraka” itu justru melanda Los Angeles.

Dalam pernyataan solidaritas, Kedutaan Besar Israel di Washington menyampaikan dukungannya bagi warga California Selatan. Namun, unggahan tersebut menuai kritik tajam dari netizen yang mempertanyakan empati Israel mengingat situasi perang di Gaza yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan. Hingga kini, lebih dari 46.000 warga Palestina tewas dalam konflik tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Kualitas udara di wilayah yang terkena dampak terus memburuk, memaksa puluhan ribu penduduk mengungsi. Pemerintah Los Angeles County meminta bantuan Garda Nasional dan memperingatkan potensi penjarahan di area yang terdampak.

Meskipun angin mulai melemah pada Jumat (10/1/2025), kebakaran baru terus bermunculan, memperumit upaya pemadaman. Kerugian diperkirakan mencapai miliaran dolar, sementara warga menyebut pemandangan ini seperti “akhir dunia.”

Kebakaran hutan di California Selatan menjadi peringatan nyata akan dampak perubahan iklim dan perlunya langkah mitigasi lebih lanjut. Dengan ribuan rumah hancur, korban jiwa, dan kerusakan luas, bencana ini menunjukkan urgensi tindakan cepat untuk mencegah peristiwa serupa di masa depan.

 

Artikel ini telah tayang di tribunnews.com.


Update Berita Kaltim gak harus ribet! Yuk, ikuti Saluran Whatsapp Kaltim Expose dan google news Kaltim Expose untuk dapetin informasi terbaru dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Iklan